Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang menghantui pasar saham Indonesia atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasca pengumuman kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) berpotensi menjadi peluang bagi institusi besar.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Ridwan menyebut, potensi koreksi yang terjadi pada IHSG tidak perlu disikapi dengan kepanikan karena dipengaruhi oleh isu kebijakan tarif AS.
Menurutnya, ada peluang koreksi karena sentimen global yang kurang kondusif dan dampak libur panjang momentum Hari Raya Idulfitri. Terlebih, pengumuman kebijakan tarif Trump diumumkan pada 3 Maret 2025.
"Namun koreksi diharapkan bersifat temporer karena fundamental ekonomi dan perusahaan-perusahaan publik dalam negeri dalam kondisi solid," jelasnya, Selasa (8/4).
Baca Juga: BEI Putuskan Auto Rejection Asimetris Hingga Revisi Batas Trading Halt
Dia bilang koreksi pada pasar saham, justru memberikan peluang yang atraktif untuk mengakumulasi saham-saham dengan kinerja bisnis yang kuat, apalagi dengan valuasi yang menarik.
Merespon hal tersebut, BPJS Ketenagakerjaan memberikan sinyal bahwa strategi ekspansi portofolio investasi ke saham akan ditingkatkan seiring dengan peluang dan prospek ekonomi jangka panjang.
Hingga Februari 2025, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 790,8 triliun. Dari jumlah tersebut sebanyak 6,41% ditempatkan dalam instrumen saham. Ini berada jauh di bawah ambang batas maksimum investasi saham yaitu 50% dari total dana kelolaan berdasarkan regulasi yang berlaku.
Memang posisi alokasi saham BPJS Ketenagakerjaan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 15,9% karena pada saat itu strategi investasi pengelola dana tersebut adalah mengurangi eksposur ke aset seperti saham
Selanjutnya: 7 Provinsi Ini Masih Berikan Diskon & Pemutihan Pajak Kendaraan di Bulan April 2025
Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Melorot di Hari Perdagangan Perdana Setelah Libur Lebaran (8/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News