kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.860   20,00   0,13%
  • IDX 7.317   121,56   1,69%
  • KOMPAS100 1.125   20,03   1,81%
  • LQ45 895   18,29   2,09%
  • ISSI 223   2,41   1,09%
  • IDX30 458   9,46   2,11%
  • IDXHIDIV20 552   12,38   2,29%
  • IDX80 129   2,06   1,62%
  • IDXV30 137   2,42   1,80%
  • IDXQ30 153   3,42   2,30%

Kebocoran data pribadi jadi tantangan perkembangan insurtech


Sabtu, 01 Agustus 2020 / 12:53 WIB
Kebocoran data pribadi jadi tantangan perkembangan insurtech
ILUSTRASI. Keamanan data nasabah masih menjadi tantangan perkembangan insurance technology (insurtech) di tanah air.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keamanan data nasabah masih menjadi tantangan perkembangan insurance technology (insurtech) di tanah air. Maka itu diperlukan teknologi yang andal guna mengantisipasi kebocoran data pribadi.

“Ini memang tantangannya terkait dengan risiko. Kalau teknologinya tidak handal akan ada pembocoran atau penjualan dana pribadi,” kata Moch. Ihsanudin, Deputi Komisioner Pengawasan IKNB II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam diskusi online di Jakarta, Kamis (30/7).

Bukan hanya itu. Bahkan terkadang perusahaan belum punya teknologi dan sumber daya manusian (SDM) yang mempuni justru latah mengembangkan insurtech.

Baca Juga: OJK tengah menggodok beleid terkait Insurtech

Meski demikian, tiap nasabah maupun perusahaan asuransi harus mengantisipasi hal itu terjadi. Terlebih, Indonesia juga belum miliki Undang Undang (UU) yang mengatur perlindungan data pribadi.

Dari situ, diperlukan regulasi untuk mengatur. Namun, OJK tidak akan mengatur insuretch secara ketat karena mempengaruhi perkembangan industri asuransi. Sementara teknologi terus berkembang dan membuat proses bisnis jadi lebih cepat serta murah.

“Di sinilah proses pembuatan aturan harus ada komunikasi dengan stakeholder sehingga regulasi yang kita buat menjadi baik,” terang Ihsanudin.

Dengan begitu, perkembangan insurtech merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Jika menolak perkembangan teknologi, maka industri asuransi bisa gagap teknologi (gaptek).

“Teknologi membantu prosesnya jadi lebih efisien dan lebih cepat. Syukurnya lagi lebih murah,” imbuh dia.

Baca Juga: Penetrasi rendah, insurtech diharapkan bisa lebih menjangkau masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×