kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar premi baru, Sun Life memacu unitlink


Rabu, 09 Oktober 2013 / 08:09 WIB
Kejar premi baru, Sun Life memacu unitlink
OPINI - Sidik Nugroho: Guru dan praktisi Pasar Modal


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Sun Life Financial Indonesia menilai, pemegang polis unitlink saat ini tak seperti dulu, yang langsung panik dulu ketika pasar modal panas dingin. Malah, permintaan terhadap produk asuransi yang berbalut investasi ini terus naik. "Penjualan unitlink tetap naik, meski Indeks Harga Gabungan (IHSG) sempat merosot Agustus lalu," kata Elin Waty, Chief Distribution Officer Sun Life Financial, Senin (7/10).

Menurut dia, ini saatnya membeli produk unitlink karena harga sedang murah. Harga unitlink memang sempat turun terseret penurunan indeks. Tak terkecuali salah satu produk unitlink Sun Life, Brilliance Aggresive. Harganya sempat tergerus 11%, sejak akhir Juli hingga akhir Agustus lalu ke level Rp 9.714 per unit. Namun, harganya kini memanjat naik ke level Rp 10.497 per unit, naik 8% per 3 Oktober lalu.

Alasan permintaan unitlink tetap naik, menurut Elin, lantaran masyarakat sekarang lebih tenang ketika menghadapi pasar modal yang sedang naik-turun. Dia juga yakin, kondisi fundamental atau makro ekonomi Indonesia tetap kuat dan mengembalikan laju pasar modal.

Ditopang permintaan dan semakin populernya produk asuransi plus investasi, kini, 80% premi Sun Life disumbang produk unitlink. Sisanya datang dari produk tradisional, seperti term life dan hospital income.

Elin bilang, penjualan premi paling banyak ditopang oleh para agen. Kontribusi agen masih menyumbang 80% dari total premi Sun Life. Barulah sisanya dari jalur distribusi alternatif, seperti kerja sama pemasaran dengan bank (bancassurance), telemarketing, dan in-branch. Beberapa produk yang ditawarkan lewat telemarketing adalah asuransi kesehatan dan pendidikan.

Untuk mendorong pertumbuhan premi, Sun Life masih mendorong jumlah agen. Sampai bulan lalu, perusahaan joint venture yang berpusat di Toronto ini memiliki 6.800 agen, lebih banyak 500 orang dibanding akhir Juni.

Hingga akhir kuartal II lalu, Sun Life memiliki aset sebesar Rp 5,36 triliun. Perusahaan ini memiliki 62 kantor pemasaran di 32 kota yang tersebar di Indonesia. Elin bilang, pertumbuhan premi asuransi sejalan dengan industri.

Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), premi industri tumbuh 14,5% year on year menjadi Rp 58 triliun pada kuartal II-2013. Porsi unitlink saat ini sudah melampaui tradisional. Di akhir Juni lalu, porsi unitlink 51,55% dari total premi baru, yang sebesar Rp 37,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×