Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Jumlah tenaga aktuaris rupanya benar-benar kering di industri asuransi umum. Menurut Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), hanya ada 184 tenaga aktuaris di industri asuransi. Kebanyakan dari mereka ada di asuransi jiwa. "Tenaga aktuaris yang berada di asuransi umum hanya sekitar lima orang," ujar Budi Tampubolon, Ketua PAI, Selasa (22/10). Padahal, saat ini terdapat 84 perusahaan asuransi umum.
Maka PAI bekerjasama dengan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berencana mengadakan pelatihan aktuaris terkait asuransi umum pada November nanti. Pesertanya, para anggota PAI dan aktuaria, baik dari industri maupun yang bekerja sebagai konsultan.
Dumoly Pardede, Deputi Komisioner OJK untuk Industri Keuangan Non-Bank OJK, mengatakan agar bisa mencetak 1.000 aktuaris di Indonesia, memerlukan waktu sekitar lima tahun. Dia bilang, keberadaan tenaga aktuaria di perusahaan asuransi diharapkan bisa membantu pengelolaan risiko perusahaan lebih baik.
Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI mengakui, sebagian besar asuransi umum Tanah Air masih menggunakan jasa konsultan aktuaria untuk memenuhi kebutuhan aktuaris. Nantinya, OJK mewajibkan perusahaan asuransi memiliki aktuaris sendiri yang bekerja penuh di perusahaan.
Perusahaan konsultan aktuaria tidak khawatir pendapatan bisnis mereka merosot jika perusahaan asuransi menggenjot tenaga aktuaris sendiri. Soalnya, pendapatan bisnis konsultasi aktuaris terbesar datang dari perusahaan umum, misalnya untuk menghitung imbalan pascakerja karyawan.
Risza Bambang, Chairman PT Padma Radya Aktuaria, mengaku lebih khawatir aksi bajak membajak tenaga aktuaris yang selalu sengit. Saat ini, Padma Radya memiliki lima tenaga aktuaris.
Untuk mengurangi aksi bajak membajak, Padma Radya memiliki institut internal melatih tenaga aktuaria. Perusahaan ini juga memberikan kesempatan magang para mahasiswa yang berminat menjadi aktuaris. Risza mendukung berbagai pelatihan perusahaan asuransi menggandeng universitas untuk mendorong profesi aktuaria.
Sementara itu perusahaan konsultan aktuaria, PT Miliman Indonesia mengaku siap membantu kebutuhan aktuaria di industri keuangan non-bank. "Kami menyiapkan tenaga ahli untuk membantu industri," ujar Konsultan Aktuaria PT Miliman Indonesia, Halim Gunawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News