Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta masih ragu KSP Indosurya bisa membayarkan utang hingga Rp 15 triliun. Terlebih, pihak koperasi belum mau membuka laporan keuangan serta nilai aset jaminan di PT SUN International Capital kepada nasabah.
Anggota tim kuasa hukum KSP Indosurya Rizky Dwinanto menyebut, pembayaran utang tersebut akan menggunakan dana dari koperasi. Salah satunya, menagih pinjaman nasabah senilai Rp 9 triliun berdasarkan laporan keuangan 2018.
Baca Juga: Utang KSP Indosurya tembus Rp 15 triliun
“Perlu dipahami bahwa yang mempunyai kewajiban adalah koperasi. Jadi koperasi yang akan bayar. Mengenai koperasi bagaimana cara, dan dari mana sumber dana untuk bayar, nasabah tidak perlu pusing karena akan tetap dibayar,” kata Rizky, Senin (13/7).
Adapun nilai Rp 9 triliun tidak seluruhnya untuk bayar utang ke nasabah. Sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja agar bisnis koperasi tetap berjalan.
Selain itu, mendapatkan dana dari nasabah tetap yang masih percaya dan bersedia untuk menyimpankan uangnya ke koperasi. Namun, ia tidak mau menyebutkan siapa saja nasabah yang bersedia dan berapa nilai simpanan mereka.
“Apakah nasabah tetap mau disclose siapa saja? Mereka ternyata tidak mau disclose gitu. Jadi kita enggak usah muter-muter pertanyaannya, biar kami tetap dibayar,” katanya.
Selanjutnya, KSP Indosurya juga akan memberikan pinjaman baru dengan target Rp 1,2 triliun pada 2021. Hingga pada 2025, pinjaman yang digelontorkan ditargetkan mencapai Rp 4,4 triliun. Serta mengeluarkan produk KTA dan refinancing maupun commercial lending kepada UMKM.
Selain itu, modal KSP Indosurya Cipta juga akan diperoleh dari penyertaan mitra institusi (investor) dan dana baru dari nasabah baru. Tahun depan, koperasi membidik dana Rp 1,5 triliun. Hingga 2025, perolehan dana mencapai Rp 5,5 triliun.
Koperasi juga mengajukan Sun Internasional sebagai corporate guarantee atas pembayaran dana nasabah. Ini merupakan perusahaan properti bagian dari Indosurya Group, yang sahamnya 99,9% dimiliki oleh Henry Surya. Henry sebagai Direktur Utama Sun International Capital.
Namun Rizky, juga enggan menyebutkan berapa nilai aset dari perusahaan tersebut. Yang jelas, Sun International akan menjadi penjamin jika suatu ketika KSP Indosurya gagal melunasi kewajiban ke nasabah.
“Untuk aset, tanya ke pak Henry saja. Kita tidak bisa buka dokumen dari yang bersangkutan,” ungkapnya.
Baca Juga: Perdamaian Indosurya kembali dirapatkan pekan depan, Kreditur: Banyak kejanggalan
Salah satu nasabah KSP Indosurya, Melia masih ragu Indosurya akan bayarkan kewajibannya sekitar 14 triliun. Sebab, ia bersama nasabah lain belum mengetahui berapa nilai aset Sun International dan kondisi keuangan koperasi.
“Apalagi skema perdamaian baru diberikan sehari sebelum voting. Jadi tidak ada kesempatan untuk memikirkan yang benar seperti itu,” sesalnya.
Sebenarnya, Melia tidak ingin koperasi dipailitkan. Ia hanya ingin KSP Indosurya memberikan laporan keuangan serta jaminan yang jelas baik dari pihak Henry Surya maupun koperasi.
“Karena kita sebagai anggota koperasi punya hak untuk memberi suara dalam voting dan meminta hak-hak kami sebagai anggota,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News