Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah menggenjot pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga tingkat suku bunga, seiring dengan kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI).
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya yang menyebut sampai dengan Agustus 2018 lalu posisi rasio CASA Bank Jatim masih terbilang stabil di level 67,57%. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menyebut, posisi ini praktis tak banyak bergerak dari kondisi pasa periode Agustus 2017 lalu sebesar 67,61%.
"CASA Agustus 2018 sebesar 67,57%, cenderung stabil," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (15/10). Ferdi, sapaan akrab Ferdian mengatakan, sebagai upaya menjaga pertumbuhan CASA pihaknya terus melakukan pengembangan produk di dana murah.
Antara lain melalui produk giro plus dan giro prioritas serta tabungan siklus prioritas bagi nasabah perusahaan.
Hasilnya, per Agustus 2018 lalu pertumbuhan dana giro di Bank Jatim naik sebesar 10,15% dari Rp 15,79 triliun menjadi Rp 17,39 triliun atau secara year on year (yoy).
Sementara itu, tabungan di Bank Jatim juga meningkat lebih tinggi sebesar 16,32% dari Rp 13,76 triliun per Agustus 2017 menjadi Rp 15,99 triliun di bulan Agustus 2018 lalu.
Setidaknya, lewat pengenmbangan produk tersebut bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini optimis porsi CASA akan terjaga minimal di level 70% pada akhir tahun 2018.
Lebih lanjut, lantaran Bank Jatim merupakan bank milik Pemerintah Daerah, mayoritas dana murah berasal dari giro. "Giro dari Pemda menempatkan dana, dana Pemda sendiri saat ini di Bank Jatim 43% dari total dana pihak ketiga (DPK)," imbuhnya.
Selain ditopang dari penempatan dana Pemda, pertumbuhan CASA di Bank Jatim juga didorong dari tabungan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Timur. Catatan Ferdi, per kuartal III 2018 lalu ada 481.000 lebih tabungan ASN dari total 5,1 juta dana masyarakat yang mengendap di bank bersandi emiten bursa BJTM tersebut.
Berbeda dengan Bank Jatim, PT Bank Mayapada Internasional Tbk masih mencatatkan rasio CASA cukup rendah lantaran mayoritas DPK perseroan ini berasal dari simpanan berjangka atau deposito.
Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi menjelaskan, secara komposisi rasio posisi CASA perseroan baru sebesar 25% terhadap total DPK. Adapun, pertumbuhannya sampai penghujung kuartal III 2018 ada di kisaran 11% secara tahunan.
Ke depan, bank milik taipan ini bakal terus menggenjot perolehan dana murah. Ssalah satunya dengan mengembangkan layanan perbankan digital dan e-channel guna lebih memanjakan nasabah maupun menggaet calon nasabah.
"Kami akan terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan nasabah bertransaksi di e-channel sehingga secara otomatis nasabah akan menempatkan dana di tabungannya," katanya. Hingga akhir tahun, Bank Mayapada tak mematok target tinggi untuk rasio CASA, hanya akan dijaga di level 25%.
Sebagai gambaran, per Agustus 2018 BI dalam analisis uang beredarnya mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) perbankan mencapai Rp 5.233,8 triliun. Dari jumlah tersebut total dana murah (Rupiah dan Valas) mencapai Rp 2.933,8 triliun atau mengambil porsi 56,05% terhadap total DPK.
Dari sisi nominal, CASA perbankan mengalami peningkatan 11,34% dibandingkan pada Agustus 2017 lalu. Dus, rasio dana murah juga meningkat dari bulan Agustus 2017 yang sebelumnya mencapai 53,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News