kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kenaikan tarif ATM mundur jadi 1 November


Senin, 29 September 2014 / 16:42 WIB
Kenaikan tarif ATM mundur jadi 1 November
perumahan citra indah city Jonggol Jawa Barat (11/1/2019). Kuartal I 2023, Ciputra Development (CTRA) Bukukan Marketing Sales Rp 3,4 Triliun.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Nasabah perbankan bisa sedikit bernapas lega. Pasalnya, perbankan dan vendor ATM memundurkan jadwal rencana kenaikan tarif transaksi anjungan tunai mandiri (ATM) lintas perbankan. 

Hermawan Tjandra, SVP Marketing Rintis Sejahtera (ATM Prima), menuturkan kenaikan tarif transaksi ATM mundur dari rencana awal pada 1 Oktober menjadi 1 November. "Supaya bank punya cukup waktu untuk sosialisasi ke nasabahnya," ucap Hermawan kepada KONTAN, Senin (29/9).

Seperti diketahui, tarif transfer antarbank naik menjadi Rp 7.500 per transaksi dari sebelumnya Rp 5.000. Kemudian, biaya cek saldo di ATM antarbank menjadi Rp 4.000-Rp 4.500 per transaksi dari sebelumnya Rp 2.000-Rp 3.000. Aktivitas penarikan tunai pun naik menjadi Rp 7.500-Rp 8.000 dari sebelumnya Rp 5.000.

Hermawan menambahkan, kenaikan harga apapun pasti akan memberi pengaruh. Namun, dalam hal kenaikan tarif transaksi ATM, Hermawan yakin, pengaruhnya mungkin tidak terlalu signifikan. "Pengaruh ke volume transaksi pasti ada. Tapi tidak akan terlalu signifikan," jelasnya.

Di sisi lain, upaya bank menggenjot pendapatan komisi (fee based income) lewat kenaikan biaya transaksi melalui mesin ATM itu akhirnya menarik perhatian Bank Indonesia (BI).  Regulator sistem pembayaran ini berencana mengatur tarif transaksi antarbank lewat mesin ATM. 

"BI akan mengatur biaya tarif transaksi antarbank di ATM karena sudah  terlalu tinggi," kata Ronald Waas, Deputi Gubernur BI, belum lama ini.

Pasalnya, berdasarkan data awal BI, sejumlah negara tetangga mampu memberikan tarif transaksi ATM yang lebih murah dan transparan kepada para nasabahnya. Ia mencontohkan, negara lain seperti Australia mengatur penerapan tarif transaksi di ATM.

Tak heran, BI menilai, kenaikan tarif transaksi ATM di Indonesia bakal membebani para nasabah. Makanya, BI sedang membahas latar belakang bank mengerek tarif transaksi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×