kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kendati Jumlah Pemain Terus Menyusut, Kinerja Fintech Lending Terus Bertumbuh


Jumat, 14 Januari 2022 / 17:40 WIB
Kendati Jumlah Pemain Terus Menyusut, Kinerja Fintech Lending Terus Bertumbuh
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati jumlah pemain terus berkurang, kinerja fintech P2P lending terus alami perbaikan pada 2021. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir tahun lalu hanya tersisa 103 penyelenggara fintech lending dari total di bulan Januari 2021 yang mencapai 149 penyelenggara.

Sementara penyaluran pinjaman fintech berhasil mencapai Rp 12,97 triliun per November 2021 atau meningkat 50,98% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Pinjaman online itu disalurkan kepada 12,67 juta entitas peminjam (borrower).

Jika ditinjau dari para pemain, Grup Modalku berhasil menutup tahun 2021 dengan pencapaian penyaluran pinjaman sebesar lebih dari Rp 28,8 triliun kepada lebih dari 4,9 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pencapaian ini bertumbuh 40% dibanding tahun 2020.

Co-Founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya mengatakan, sampai saat ini, sektor perdagangan dengan cakupan besar maupun eceran masih menjadi industri yang mendominasi pinjaman, terutama pedagang eceran yang merupakan para online seller.

Baca Juga: Koinworks Apresiasi Platform Merah Putih Fund

"Di tahun ini kami terus berusaha menjangkau lebih banyak UMKM yang berpotensi untuk berkembang melalui inovasi dan kolaborasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik UMKM tersebut. Rencananya ke depan akan ada beberapa inisiatif baru yang pasti akan kami informasikan," ucap Reynold kepada kontan.co.id, Kamis (13/1).

Ia berharap tahun 2022 menjadi tahun yang berpotensi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga pertumbuhan bisnis Modalku. Beberapa faktor yang turut meningkatkan prospek tahun 2022 adalah adanya potensi kolaborasi dengan berbagai institusi maupun platform digital untuk memberikan pendanaan melalui Modalku, kebutuhan para peminjam terhadap akses pendanaan, serta inovasi yang ditawarkan Modalku untuk melayani kebutuhan tersebut.

Realisasi penyaluran pinjaman di KoinWorks sepanjang 2021 juga sangat baik dibanding tahun sebelumnya dan berhasil meningkatkan penyaluran pinjaman di tiap kuartalnya. Koinworks mencatatkan penyaluran pinjaman hingga lebih lebih dari Rp 5 triliun di sepanjang 2021. Dibandingkan dengan akhir 2020 dengan penyaluran sebesar Rp 2,5 triliun, atau berhasil meningkat 2 kali lipat.

Jonathan Bryan, Chief Marketing Officer KoinWorks  menyatakan, penyaluran pinjaman di 2022 di proyeksikan meningkat 3 sampai 4 kali lipat dibanding 2021. Proyeksi ini dibuat berdasarkan adanya peningkatan pengajuan pinjaman hampir 200 kali lebih banyak di tahun 2021, yang masih akan terus tumbuh di tahun ini.

Kemudian kata Jonathan, setelah 6 tahun berjalan memberikan pinjaman yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya, pihaknya melihat satu problem yaitu transformasi digital para UKM. Faktor perubahan bisnis dari offline menjadi digital selama dua tahun terakhir ikut memperbaiki digital transformasi mereka, tapi dari sisi finansial masih kurang.

Baca Juga: Modal Ventura Milik Perusahaan Pelat Merah Siap Tambah Portofolio Tahun Ini

"Maka dari itu, kami merancang KoinWorks NEO untuk membantu percepatan transformasi digital agar semakin mudah memberikan akses kapital, bahkan di hari yang sama. Semakin lengkapnya layanan KoinWorks memungkinkan kami memberikan instant approval yang semakin baik," ungkap Jonathan.

Jonathan juga menjelaskan, KoinWorks melalui produk-produknya menyediakan pinjaman produktif yang fokus utamanya adalah membantu pengembangan UKM digital. Selain itu ada juga produk khusus untuk pendidikan yaitu KoinPintar, pembelian surat utang negara melalui KoinBond, dan investasi emas melalui KoinGold.

"Jadi bisa dibilang pinjaman yang diberikan KoinWorks 99% adalah pinjaman produktif yang didominasi dari KoinBisnis. Pengajuan pinjaman yang semakin banyak berarti kepercayaan pada KoinWorks sangat baik dan membuat kami yakin untuk terus berinovasi di 2022 dengan melihat kebutuhan dan tantangan para UKM," kata Jonathan.

Jonathan mengatakan, di tahun 2022 KoinWorks akan terus berjalan beriringan bersama UKM di mana KoinWorks memastikan perannya sebagai sahabat UKM sejak saat berdiri. Melihat perjalanan KoinWorks yang sudah dipercaya oleh UKM sebagai mitra untuk pengembangan bisnis, KoinWorks selalu menjaga kualitas layanan yang ditujukan untuk keperluan bisnis seperti pinjaman untuk kapital, pinjaman invoice, hingga early wage access.

Selain itu, di tahun ini produk baru yang akan berjalan dan masih di tahap beta adalah KoinWorks NEO, nantinya UKM akan menggunakan produk tersebut di dalam aplikasi KoinWorks. Fitur KoinWorks NEO dapat digunakan untuk membantu arus kas UKM serta bisa memanfaatkan layanan bank nantinya. 

Kemudian bisnis KoinWorks juga melihat kepentingan stakeholder lainnya yaitu lender, baik retail lender maupun lender institusi yang berperan dalam penyaluran pembiayaan kepada borrowers.

"Kami juga terus meningkatkan kualitas produk untuk memudahkan lenders mengembangkan dan mendiversifikasi aset mereka. Activity tactical seperti program-program promosi dan program menarik lainnya juga tetap dijalankan tahun ini. Tentunya strategi di 2022 ini tetap berjalan sesuai tujuan KoinWorks untuk membantu inklusi keuangan di Indonesia," imbuh Jonathan.

Sementara, fintech P2P lending Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 1,9 triliun lebih selama 12 bulan terakhir atau tumbuh 102% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

Baca Juga: Tahun Ini, BRI Targetkan Pendapatan Bisnis Remitansi Tumbuh 12%

Secara kumulatif, Akseleran telah menyalurkan Rp 3,7 triliun kepada lebih dari 2.800 peminjam/borrower yang merupakan pelaku usaha UMKM. Jumlah peminjamnya mengalami kenaikan jumlah borrower hingga 141% dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun 2020.

CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan menjelaskan, penyaluran pinjaman usaha Akseleran sudah merambah ke wilayah lain yang berada di luar Pulau Jawa, antara lain di Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Sumatra Utara. 

"Peningkatan signifikan dari jumlah borrower yang berhasil memperoleh pinjaman usaha Akseleran secara terang-terangan mempertegas komitmen Akseleran untuk selalu memperluas akses pendanaan kepada sebanyak-banyaknya UMKM yang membutuhkan permodalan khususnya di tengah situasi yang masih sulit sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19," kata Ivan.

Sementara itu, Akseleran mencatat jumlah pemberi pinjaman telah mencapai 175 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua dan 12 institutional lender yang berasal dari perbankan maupun Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya termasuk BPR. "Di kuartal keempat tahun ini, rata-rata bulanan untuk penyaluran pinjaman usaha Akseleran sudah menembus angka Rp 177 miliar,” ujar Ivan.

Selain itu, pada bulan Desember 2021 saja tercatat bahwa Akseleran mampu menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 190 miliar, atau tumbuh hingga 84% dibandingkan bulan Desember di akhir tahun 2020. Sedangkan untuk sepanjang tahun lalu, rekor penyaluran pinjaman usaha Akseleran terjadi di bulan November 2021 yang mencapai angka sebesar Rp 192 miliar.

"Jumlah tersebut menjadi salah satu faktor penopang Akseleran untuk berhasil menyalurkan total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 1,9 triliun lebih selama 12 bulan terakhir atau tumbuh 102% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020," ucapnya.

Pertumbuhan demi pertumbuhan yang terus terjadi secara konsisten di tiap bulannya tentu sejalan dengan kualitas pinjamannya dimana dapat terlihat dari rasio kredit macet (non performing loan/NPL) Akseleran di akhir tahun ini berada di angka yang tetap rendah, yakni 0,07% dari total kumulatif penyaluran pinjaman usaha.

Itu artinya total NPL Akseleran di tahun 2021 mengalami banyak penurunan hingga sebesar 0,10% dibandingkan realisasi per 31 Desember 2020. Menurut Ivan, ini memperlihatkan keberhasilan Akseleran dalam melakukan mitigasi risiko kredit macet demi meningkatkan kenyamanan bertransaksi kepada seluruh pengguna Akseleran di Indonesia.

"Dengan demikian, kami optimis akan melanjutkan kembali pertumbuhan kinerja Akseleran di tahun 2022 dengan menargetkan total pinjaman usaha naik hingga dua kali lipat atau menjadi sebesar Rp 4 triliun,” ungkap Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×