Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Asuransi Kredit Indonesia (Aksrindo) cukup mentereng di awal tahun ini. Hingga akhir April lalu, perusahaan ini berhasil mencetak pendapatan laba sebelum pajak sebesar Rp 264,24 miliar. Porsinya sekitar 34,4% dari target tahun ini sebesar Rp 770,6 miliar.
Padahal, menurut Direktur Utama Askrindo, Antonius Chandra S. Napitupulu, biasanya pada awal tahun terjadi tren penurunan dari produk asuransi dan suretyship. Begitu juga dengan kinerja mitra Askrindo, khususnya perbankan, tidak banyak menggenjot kredit di awal tahun. Di semester II, lazimnya bank baru memacu kreditnya.
Namun, pendapatan Askrindo bisa membesar, bahkan melebihi target, karena produk suretyship sudah bergerak sejak April lalu. "Biasanya baru terlihat semester II," kata Chandra, akhir pekan lalu.
Ia juga optimistis target Askrindo tahun ini bisa tercapai karena penetrasi asuransi di negara ini masih rendah, yaitu sebesar 2%. Padahal, di negara lain di ASEAN, penetrasi asuransinya cukup tinggi, seperti di Thailand sebesar 5%, Singapura 8%–10%, dan Malaysia di atas 5%. "Penetrasi asuransi yang masih rendah ini memberikan ruang untuk pengembangan asuransi yang lebih besar. Apalagi ditambah dengan upaya Otoritas Jasa Keuangan yang melakukan program melek keuangan bagi masyarakat.
Selain itu, Askrindo juga akan memperluas mitra pemasarannya dan terus melakukan sosialisasi ke mitra perbankan dan non-perbankan mengenai jasa keuangan yang ditawarkan.
Berdasarkan laporan kinerja hingga April 2014, Askrindo membukukan pendapatan underwriting sebesar Rp 547,8 miliar dan hasil investasi mencapai Rp 130,5 miliar dari anggaran perusahaan sebesar Rp 343, 4 miliar. Untuk pencapaian kinerja non-kredit usaha rakyat (KUR), tercatat pendapatan underwriting mencapai Rp 234 miliar dengan pendapatan laba sebelum pajak Rp 72,6 miliar. Sedangkan untuk pencapaian kinerja KUR , tercatat pendapatan underwriting sebesar Rp 313,8 miliar dengan pencapaian laba sebelum pajak Rp 191,6 miliar.
Secara total, target premi bruto tahun ini Rp 2,1 triliun dengan komposisi portofolio bisnis dari KUR sebesar 60% dan non-KUR sebesar 40%. Askrindo juga menargetkan perolehan laba sebelum pajak pada tahun ini melonjak 120% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 403,6 miliar.
Sedangkan target pendapatan underwriting tahun ini dipatok lebih tinggi, melonjak 106% atau menjadi Rp 1,7 triliun dari tahun sebelumnya yang Rp 850 miliar. Hasil investasi pun diharapkan naik Rp 343,4 miliar dari realisasi tahun lalu Rp 228,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News