kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Klaim asuransi kredit naik lebih tinggi dari pertumbuhan premi, ini kata AAUI


Minggu, 25 Agustus 2019 / 17:13 WIB
Klaim asuransi kredit naik lebih tinggi dari pertumbuhan premi, ini kata AAUI
ILUSTRASI. Dody Dalimunthe


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyoroti fenomena asuransi kredit di industri. Dalam analisis AAUI, lini bisnis ini mampu mendorong pendapatan premi bruto asuransi umum tumbuh 20,6% yoy dari Rp 33,31 triliun menjadi Rp 39,95 triliun hingga tengah tahun 2019.

Pendapatan premi bruto asuransi kredit di semester I 2019 tercatat sebesar Rp 5,75 triliun. Nilai ini tumbuh 93,3% yoy dari Juni 2018 sebesar Rp 2,97 triliun. 

Baca Juga: Suku bunga turun, bank berlomba genjot fee based income

Kendati demikian klaim bruto yang sudah dibayarkan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga tengah tahun ini klaim bruto tercatat Rp 3,5 triliun atau tumbuh 101,7% yoy dari Rp 1,73 triliun di Juni 2018.

Direktur Eksekutif AAUI, Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan pertumbuhan pendapatan premi asuransi kredit memang tumbuh tinggi namun hal ini juga sebagai tantangan. Lantaran kenaikan klaim yang cukup tinggi sehingga harus menjadi perhatian bagi underwriter perusahaan.

“Ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri asuransi kredit, kebanyakan asuransi kredit diberikan untuk kredit konsumtif. Ini cukup seksi, lima tahun terakhir direbutkan oleh para pemain dimana tarif preminya rendah tapi pangsa pasarnya besar,” ujar Dody beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Nasabah CIMB Niaga bisa kendalikan transaksi keuangan lewat Go Mobile

Ia menilai pangsa pasar asuransi kredit masih luas karena perbankan membutuhkan asuransi kredit guna mitigasi risiko. Sehingga rasio kredit bermasalah bisa ditekan dengan back up asuransi kredit. Ia menyebut tantangan bagi asuransi umum ialah tidak semua risiko kredit dapat ditanggung oleh asuransi.

“Ini harus diedukasi kepada perbankan, bila ini dibiarkan maka akan terjadi perang tarif. Harapannya ada keseimbangan tarif antara risiko yang akan ditanggung dengan manfaat yang akan diterima oleh perbankan. Sehingga underwriter asuransi bisa melihat penyebab klaim yang tinggi sehingga tidak semua risiko kredit yang diminta perbankan dijamin,” jelas Dody.

Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI dan Aktuarial AAUI Trinita Situmeang menyatakan pertumbuhan asuransi kredit di semester 1-2019 terjadi seiring dengan menanjaknya pertumbuhan kredit perbankan. Berdasarkan data AAUI, kredit perbankan tumbuh 11,1% yoy pada semester 2-2019. Hal ini lah yang mendorong terjadinya peningkatan asuransi kredit.

Baca Juga: BRI targetkan fee based income tumbuh 12%-14% hingga akhir tahun

Ia mengaku pada paruh kedua 2019, premi asuransi umum masih akan didominasi oleh asuransi kendaraan bermotor dan harta benda yang akan memiliki proporsi 50% terhadap pangsa pasar pendapatan premi asuransi umum.

Selain itu, asuransi kredit masih memiliki potensi tumbuh seiring dengan pertumbuhan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×