kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku bunga turun, bank berlomba genjot fee based income


Minggu, 25 Agustus 2019 / 16:25 WIB
Suku bunga turun, bank berlomba genjot fee based income
ILUSTRASI. Antrian Nasabah di Bank Central Asia (BCA)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan terus berupaya mengoptimalkan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) di tengah tren penurunan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) pasca pemangkasan suku bunga acuan. Pendapatan komisi itu diharapkan masih bisa menopang pertumbuhan perolehan laba hingga ujung tahun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk misalnya menargetkan bisa membukukan fee based income tahun ini tumbuh sekitar 12%-14% dibandingkan 2018 yang tercatat Rp 11,9 triliun. Di separuh pertama, bank bersandi saham BBRI (anggota indeks Kompas100) ini berhasil menorehkan pendapatan dari fee dan komisi sebesar Rp 6,2 triliun atau meningkat 12,6% year on year (yoy).

Baca Juga: Ulang tahun perdana, De Entrance bekerja sama dengan BCA meluncurkan De Card Flazz

BRI akan membidik pertumbuhan fee based income itu dari transaksi di seluruh segmen, seperti dari transaction banking atau trade finance di segmen korporasi, agen Brilink di segmen Mikro serta e-channel, serta mobile banking dan internet banking di segmen konsumer.

"Selain itu, BRI terus berinovasi menciptakan produk dan layanan berbasis digital untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah sehingga mampu menjadi sumber fee based income baru bagi BRI," ungkap Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI pada Kontan.co.id, Jumat (23/8).

Pada semester I 2019, fee based income BRI terbesar masih disumbang dari biaya administrasi deposito yang mencapai Rp 1,92 triliun atau berkontribusi 31%.

Baca Juga: Demi dorong sektor riil, analis ini sarankan BI untuk kembali pangkas suku bunga

Lalu disusul dari e-channel yang berkaitan dengan biaya sebesar Rp 1,82 triliun atau menyumbang 29%, biaya administrasi kredit Rp 791 miliar atau sekitar 13%, trade finance dan bisnis internasional Rp 804 miliar atau 13%, non e-channel Rp 392 miliar atau 16%, kartu kredit Rp 146 miliar atau 2 %, fee asuransi Rp 165 miliar atau 3 % dan lain-lain sekitar 3%.




TERBARU

[X]
×