Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di saat premi asuransi umum di awal tahun ini tumbuh satu digit, tidak begitu halnya dengan beban klaim industri. Di saat yang sama, justru klaim bruto mengalami kenaikan yang tinggi secara year on year.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor mengatakan, sepanjag triwulan pertama 2015 ini industri membayar klaim sebesar Rp 8 triliun. Bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun kemarin, beban klaim ini naik sampai 80,8%.
Namun menurutnya tak semua klaim yang dibayar pada triwulan pertama ini adalah klaim yang diajukan pada periode yang sama. "Ada juga klaim yang diajukan beberapa waktu lalu namun baru diselesaikan di kuartal I ini," kata dia, Senin (15/6).
Lini bisnis asuransi rangka pesawat menglami kenaikan yang tertinggi dibanding lini bisnis lain. Hal ini berkenaan dengan tragedi hilangnya pesawat Air Asia di penghujung tahun lalu. Klaim dari lini bisnis ini melonjak 74 kali lipat dibanding periode yang sama di tahun lalu, yakni dari hanya Rp 13 miliar menjadi Rp 980,7 miliar.
Pertumbuhan klaim tertinggi berikutnya diisi oleh lini bisnis asuransi energi dan rangka kapal. Klaim dari asuransi energi naik 294,2% menjadi Rp 590 miliar, sementara di lini bisnis asuransi rangka kapal melonjak 212,9% jadi Rp 546,6 miliar.
Namun dari sisi kontribusi, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor menjadi penyumbang klaim terbesar yang mencapai 24,7%. Industri asuransi membayar klaim lini bisnis ini sebesar Rp 1,9 triliun sepanjang Januari hingga Maret 2015.
Sementara untuk lini bisnis asurnasi harta benda, industri harus merogoh kocek sebesar Rp 1,6 triliun untuk membayar klaim di kuartal pertama tahun ini. Jumlah ini setara dengan 21% dari keseluruhan premi yang dibayar industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News