kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kontribusi ke pendapatan besar, rekrutmen agen asuransi terus dilakukan


Kamis, 10 September 2020 / 17:23 WIB
Kontribusi ke pendapatan besar, rekrutmen agen asuransi terus dilakukan
ILUSTRASI. Agen asuransi mengamati pemasaran produk asuransi unitlink secara digital di kantor cabang Asuransi Generali.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenaga pemasaran atau agen menjadi garda terdepan bagi perusahaan asuransi dalam memacu bisnis. Bahkan, jalur keagenan masih memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan premi.
 
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyatakan jalur keagenan ini memberikan kontribusi terhadap 38,4% dari total pendapatan premi industri senilai Rp 44,11 triliun.

Lalu jalur bancassurance menyumbang 44,3% dan jalur alternatif lainnyanya berperan 17,3% dari portofolio premi asuransi jiwa. 

Kendati demikian, Togar mengakui asuransi jiwa terus merekrut agen baru.

Baca Juga: Kontribusi ke pendapatan premi besar, Prudential Indonesia pacu pertumbuhan agen

Asal tahu saja, Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, hingga kuartal pertama 2020, jumlah agen berlisensi sebanyak 650.433 orang. Nilai itu tumbuh 9,3% year on year (yoy) dibandingkan 595.192 agen di Maret 2019.

Togar melihat pada situasi pandemi seperti sekarang ini, ada tren meningkatnya program-program rekrutmen di industri. Ia menilai hal ini merupakan proses bisnis alami yang terjadi di industri asuransi jiwa.

“Memahami hal-hal di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merekrut dan memaintain agen itu tidak murah. Butuh sumberdaya yang cukup besar mulai baik dari sisi dana, pelatihan-pelatihan, motivasi-motivasi, seminar, dan sebagainya,” ujar Togar kepada Kontan.co.id pada Kamis (10/9).

Ia mengibaratkan tenaga pemasar itu sebagai darah segar bagi perusahaan asuransi jiwa. Bila tidak melakukan rekrutmen, akan membahayakan perusahaan yang mengadopsi strategi keagenan.

“Harap dicatat bahwa tidak semua perusahaan asuransi jiwa menggunakan agency sebagai kanal distribusinya. Jadi hal ini hanya berlaku bagi perusahaan asuransi jiwa yang menggunakan agen sebagai tenaga penjual,” tutur Togar.

Togar bilang terdapat rumusan umum dalam merekrut agen yakni 10:3:1. Artinya, dari setiap 10 orang yang diundang, hanya tiga orang yang tertarik dan mengikuti pelatihan. Namun pada akhirnya hanya satu orang yang bersedia menjadi agen asuransi jiwa.

“Namun satu orang yang bersedia menjadi agen ini, belum tentu aktif atau produktif. Bisa saja setelah beberapa bulan tidak jualan dan kemudian berhenti. Turnover agen di industri asuransi jiwa cukup tinggi. Itulah mengapa, apa pun situasi dan kondisinya, perusahaan asuransi jiwa akan tetap melakukan rekrutmen,” jelas Togar.

Direktur Keagenan PT AIA Financial Ang Tiam Kit mengaku jumlah agen yang dimiliki perusahaan terus bertumbuh. Ia menambahkan AIA Financial masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang terdampak karena covid untuk bergabung sebagai agen. 

Selanjutnya: Kembangkan keagenan, Taspen Life bukukan pertumbuhan jumlah agen 26%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×