kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,66   4,33   0.48%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KPPU cium aroma tak sedap soal suku bunga kredit


Rabu, 13 Maret 2013 / 21:06 WIB
KPPU cium aroma tak sedap soal suku bunga kredit
ILUSTRASI. Jumat (22/10) pukul 09.05 indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka turun 12 poin ke level 6..620. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencium adanya aroma tak sedap dalam bisnis perbankan. Kali ini, komisi yang berwenang menindak persaingan usaha yang tidak sehat ini melirik pemberlakuan suku bunga perbankan yang dianggapnya terlalu tinggi.

Namun sebelum bertindak, KPPU meminta suku bunga kredit bank itu diselesaikan dulu oleh Gubernur Bank Indonesia terpilih. "Ini bisa menjadi materi untuk calon Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru," ujar Ketua KPPU Muhammad Nawir Messi di Jakarta, Rabu (13/3).

Dalam melihat penetapan suku bunga di perbankan, Nawir melihat perilaku bank yang gesit menaikkan suku bunga, disaat BI rate meningkat. Namun, saat BI rate tetap, bank tersebut ia ketahui lamban menurunkan suku bunga kredit.

Oleh karena itulah, KPPU mencium adanya dugaan praktik kartel yang dilakukan oleh bank-bank di Indonesia untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi. "Kalau tak mau dituduh oligopoli atau kartel, turunkan bunga ke posisi single digit," tegas Nawir.

Namun rupanya, perbankan menyangkal dituding melakukan oligopoli. Alasannya adalah, adanya take over nasabah kredit dari satu bank ke bank lain. "Persaingan ketat," alasan Managing Director Treasury and International Banking Bank Mega, Sugiharto.

Sementara itu, Jahja Setiaatmadja, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga ikut membantah dugaan dari KPPU tersebut. Ia bilang, bila perbankan melakukan oligopoli, justru suku bunga dana bank akan merata.

Namun pada kenyataannya, kata Jahja, saat ini bunga kredit bank beragam, berkisar antara 8,5-10% untuk korporasi, dan 10-11,5% untuk UMKM. Selain itu, ada juga bank kecil yang menerapkan bunga lebih tinggi. "Itu saja mencerminkan harga berbeda. Kalau oligopoli, pasti perbedaan harga tipis," terangnya.

Menurut data BI, kredit modal kerja per Januari tahun ini berada di posisi 11,5% untuk Rupiah. Ini menurun dari posisi awal tahun 2012 yakni 12,16%. Lalu, kredit investasi pun menurun sedikit menjadi 11,3% per awal tahun ini dari 11,73% pada awal 2012. Terakhir, kredit konsumsi juga turun 13,4% dari posisi 14,14% awal tahun 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×