kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat hal yang mempengaruhi beban operasional bank


Rabu, 13 Maret 2013 / 16:05 WIB
Empat hal yang mempengaruhi beban operasional bank


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai ada empat hal yang mempengaruhi Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Penilaian ini dirangkum setelah melihat BPO perbankan tahun 2012 lalu yang tercatat mulai turun dari 85,4% menjadi 74,1%.

“BOPO perbankan sudah menunjukkan efisiensi yang cukup baik," ucap Deputi Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan BI Dhani G. Idat, saat Dengar Pendapat Perbankan dan Suku Bunga yang diadakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), di Hotel Le Meridien, Rabu, (13/3).

Berikut empat hal yang mempengaruhi BOPO perbankan dari BI tersebut:

Pertama yang mempengaruhi BOPO adalah skala industri sebuah bank. Misalnya, bank yang berdiri dan berkembang lebih dulu akan mampu melakukan efisiensi lebih baik dibanding bank yang masuk belakangan.

Kedua, yaitu cost structure atau biaya dana. Adanya biaya dana yang rendah akan menekan beban operasional perbankan.

Ketiga, yaitu premium risk. Bank harus berusaha mengelola premium risk supaya dapat menekan biaya dana. “Premium risk perbankan saat ini memiliki rentang yang jauh yaitu 0,3-10%. "Posisi 0,3% itu membahagiakan nasabah," ucap Dhani.

Keempat, suku bunga kredit perbankan. Dhani mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan memang ada penurunan suku bunga kredit. Hanya saja, penurunan ini hanya bergerak lambat dari tahun ke tahun. "BI melakukan pengawasan yang sangat ketat," ujar Dhani.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah pernah menyatakan bahwa, BOPO perbankan sebaiknya berada di posisi 70-80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×