Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bisnis pembiayaan alat berat mulai bangkit. Hingga paruh I-2017, pasar pembiayaan alat berat naik lebih dari 5%. Bagi pelaku usaha ini menjadi angin segar. Maklum dalam beberapa tahun belakang pasar pembiayaan alat berat cenderung melambat.
Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, peningkatan pembiayaan alat berat ini seiring membaiknya harga komoditas. Tambah lagi, proyek infrastruktur tengah gencar.
Memasuki semester II, pelaku usaha pembiayaan alat berat tetap mewaspadai pergerakan harga komoditas. Tapi Suwandi yaki, tren pertumbuhan kredit masih ada, terdorong proyek infrastruktur.
PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) pun ikut ketiban berkah membaiknya bisnis alat berat. Suwandi yang juga menjadi Direktur Utama CSUL Finance bilang, CSUL mencatatkan pembiayaan Rp 1,8 triliun, naik dari periode sama tahun 2016 yang kurang dari Rp 1 triliun.
"Sampai akhir 2017 target Rp 2,2 triliun kami upayakan dikejar," kata Suwandi. Penyaluran kredit CSUL terbesar di segmen alat berat 70% dan sisanya pembiayaan mobil.
Peluang pembiayaan alat berat pun ingin dicoba PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengaku, akan menggenjot kembali penyaluran pembiayaan sektor ini. "Dari total kredit , porsi pembiayaan alat berat masih 5%," kata dia. Jumlah itu sekitar Rp 487 miliar. Hingga semester I-2017, MTF menyalurkan kredit Rp 9,75 triliun.
Mininya pembiayaan alat berat karena MTF tak mau gegabah. MTF juga hanya memilih sektor infrastruktur, konstruksi dan properti. "Kami masuk ke sektor dengan profil risiko rendah pada saat ini," kata Harjanto. Di segmen pertambangan, MTF fokus di nasabah eksisting induk usaha.
Tren meningkatnya permintaan alat berat dipantau PT Buana Finance. Namun Buana ingin fokus menggenjot pembiayaan ke sektor konsumer. Sebab menurut Direktur Buana Finance Herman Lesmana, pembiayaan sewa guna usaha dibayangi tanda tanya.
Pasar otomotif dinilai lebih baik terutama pembiayaan mobil bekas. Buana Finance memilih memaksimalkan potensi tersebut. Sepanjang 2017, perusahaan ini menargetkan pembiayaan Rp 5 triliun, naik 92,3% dari tahun lalu. Rinciannya Rp 4 triliun pembiayaan konsumer dan Rp 1 triliun alat berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News