Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Praktik pengambilalihan atau takeover kredit telah memberikan dampak perlambatan penyaluran kredit di bank kecil. Pasalnya, bank kecil kalah bersaing dengan bank besar yang mampu memberikan iming-iming bunga kredit rendah dari program takeover kredit.
Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk Edy Kuntardjo mengatakan, ada persaingan kredit yang tidak sehat. Tercermin dari bank-bank besar menawarkan takeover kredit dengan plafon pinjaman tinggi dan bunga kredit rendah demi mendongkrak kredit.
Di sini, bank kecil kesulitan memberikan bunga kredit rendah karena khawatir ada kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). "Bank Ina mencatat kredit yang sudah diambil alih sekitar Rp 200 miliar dalam setahun ini," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (14/12).
Menurutnya, akar masalah perlambatan kredit adalah pertumbuhan ekonomi yang belum pulih di tahun ini. Bank berkode saham BINA ini mengharapkan ada perbaikan ekonomi untuk mendorong permintaan kredit.
Ke depan, BINA yakin permintaan kredit akan membaik. Bank Ina memprediksi kredit akan tumbuh 15% di tahun depan. Saat ini, BINA telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1,26 triliun atau naik 7,66% per Oktober 2017.
Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij menilai, praktik pencaplokan kredit dari bank kecil ke bank besar merupakan bentuk persaingan dari bank-bank yang ada. Menurutnya, kondisi ini pasti terjadi di dalam dunia usaha.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Mayora lebih memperhatikan kebutuhan para nasabah. Misalnya, dari sisi layanan perbankan maupun penawaran suku bunga kredit.
Saat ini, kredit Bank Mayora yang sudah di takeover oleh bank besar sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 250 miliar. Akibatnya, Bank Mayora hanya mencatat kenaikan kredit 3,56% atau senilai Rp 3,49 triliun di Oktober 2017.
Sedikit berbeda, Direktur Kredit PT Bank Ganesha Tbk Dwi Sapto Febriantoko menuturkan, kompetisi perebutan kredit dengan cara takeover terbilang wajar. "Bank besar memang jauh lebih rendah memberikan bunga kredit," terangnya.
Kendati demikian, masih ada peluang bagi bank kecil untuk menggelontorkan kredit. Buktinya, Bank Ganesha menerima takeover kredit dari bank besar dari kelompok bank BUKU III.
Bank berkode saham BGTG ini telah mengantisipasi agar kredit tidak direbut oleh bank besar. Salah satunya, dengan meningkatkan pelayanan dan pendekatan dengan para nasabah.
Strategi ini telah membuat kredit Bank Ganesha tumbuh cukup baik. Tercatat, kredit tumbuh 9,87% atau menjadi Rp 2,56 triliun per November 2017 dibandingkan posisi Rp 2,33 triliun di November 2016. Hingga akhir tahun, Bank Ganesha akan menyalurkan kredit senilai Rp 2,77 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News