kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bank cari pendanaan dari non simpanan


Jumat, 15 Desember 2017 / 06:22 WIB
Bank cari pendanaan dari non simpanan


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan menyiapkan amunisi lain untuk mendanai permintaan kredit yang lebih tinggi di tahun 2018. Tak hanya mengandalkan dana pihak ketiga (DPK), bank akan mencari sumber pendanaan lain melalui wholesale funding.

Regulator perbankan memproyeksikan pertumbuhan kredit di tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi kredit akan tumbuh 13% di tahun depan. Sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan kredit 10%–12% di 2018.

Salah satu bank yang memakai wholesale funding adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng). Bank ini telah menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) senilai Rp 1 triliun. MTN ini akan digunakan untuk ekspansi kredit.

Direktur Bisnis Bank Jateng Pujiono mengatakan, MTN sebesar Rp 1 triliun terdiri dari dua jenis. "Sebanyak Rp 500 miliar merupakan MTN konvensional, sisanya adalah syariah," katanya kepada KONTAN, Rabu (13/12).

Menurutnya, pencarian dana melalui wholesale funding sesuai dengan kondisi bisnis di tahun depan. Bank Jateng menargetkan kredit tumbuh 15% tahun depan.

Penopangnya adalah kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan kredit sindikasi untuk korporasi. Hingga November 2017, realisasi kredit Bank Jateng telah mencapai Rp 1,6 triliun.

Opsi pendanaan wholesale juga dilirik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Menurut Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta, BNI masih mempunyai obligasi berkelanjutan senilai Rp 7 triliun di tahun depan.

"Obligasi ini masih berlaku sampai tahun 2019, jika dibutuhkan akan kami eksekusi," ungkap Herry. BNI juga akan mengeluarkan global bondnegotiable certificate of deposit (NCD) dan obligasi subordinasi atau sub-debt.

Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, pihaknya akan menerbitkan beberapa instrumen pendanaan di luar DPK pada tahun depan. Diantaranya sekuritisasi aset, NCD dan pinjaman bilateral.

Bank berkode saham BBTN ini akan menjaga porsi pendanaan non DPK sebesar 23% atau senilai Rp 40,5 triliun di tahun depan.

Sebagai catatan, surat berharga yang diterbitkan perbankan mencapai Rp 108 triliun atau naik 33% secara tahunan per kuartal III 2017.

Secara umum, perbankan telah menggelontorkan kredit sebesar Rp 4.588,5 triliun per Oktober 2017. Jumlah ini tumbuh 8,0% dibandingkan posisi Rp 4.246,9 triliun di Oktober 2016. Pinjaman ini terdiri dari kredit konsumsi sebesar Rp 1.338,5 triliun, kredit modal kerja senilai Rp 2.122,1 triliun dan kredit investasi sebesar Rp 1.127,9 triliun.

Sedangkan, penghimpunan DPK sebesar Rp 5.019,3 triliun per Oktober 2017. Dana ini tumbuh 10,64% dibandingkan senilai Rp 4.536,3 triliun per Oktober 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×