Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada tahun ini pertumbuhan pembiayaan melalui pasar modal mengalami kenaikan cukup besar.
Berdasarkan catatan OJK, sampai November 2017, total penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 257,02 triliun atau melebihi target sebesar Rp 217,02 triliun.
"Pada tahun ini merupakan sejarah, pertumbuhan pembiayaan pasar modal melebihi pertumbuhan kredit perbankan," kata Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK dalam konferensi pers akhir tahun, Kamis (21/12).
Sebagai perbandingan, OJK mencatat sampai November 2017, pertumbuhan kredit perbankan 7,47% secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan kredit ini lebih rendah dari realisasi Oktober 2017 8,19% yoy.
Sampai akhir tahun, OJK hanya memproyeksi pertumbuhan kredit 8%-9% yoy. Dengan proyeksi pertumbuhan kredit ini, maka bisa dibilang OJK pesimistis target pertumbuhan kredit tahun ini 11% tercapai.
Dengan realita ini, Wimboh ingin ke depan pembiayaan pasar modal akan semakin berkembang. Wimboh bahkan ingin debitur yang biasa mengambil kredit jangka menengah panjang ke bank agar berpindah ke pasar modal.
OJK bahkan ingin bahwa dalam jangka panjang pembiayaan pasar modal menjadi pembiayaan utama debitur korporasi dan komersial.
Apakah dengan langkah OJK mengutamakan pasar modal dibanding perbankan ini akan membuat pertumbuhan kredit perbankan semakin sulit?
Heru Kristiana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK bilang regulator ingin agar pasar modal menjadi alternatif lain pembiayaan.
"Nasabah bisa memilih mana yang lebih menguntungkan bagi mereka, malah lebih bagus jika debitur pindah ke pasar modal," kata Heru ketika ditemui setelah konferensi pers.
Ke depan OJK berharap pasar modal dan perbankan bisa tubuh seiring. Hal ini salah satunya agar pembiayaan infrastruktur pemerintah bisa terpenuhi.
Tahun depan OJK optimistis kredit akan ditopang oleh sektor infrastruktur, konsumsi dan komersial. Sebagai gambaran pada 2018 OJK meramal kredit tumbuh 10%-12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News