Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - Kredit bank mulai menggeliat. Data analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Mei 2018 menunjukkan, penyaluran kredit mencapai sebesar Rp 4.908,8 triliun atau tumbuh 10,2% secara year on year (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya naik 8,9%.
Kredit tersebut didorong peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi. Pertumbuhan kredit korporasi dengan pangsa 49% dari total kredit, tercatat tumbuh 10,6% di bulan Mei lalu, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,6%. Sementara itu, debitur perorangan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,4%, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,7%.
Berdasarkan jenis penggunaannya, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan tersebut terjadi pada seluruh jenis penggunaannya. Kredit investasi meningkat dari 7,5% pada April 2018 menjadi 8,1% pada bulan Mei 2018. Peningkatan pertumbuhan kredit investasi, terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) yaitu dari 5,8% pada April 2018 menjadi 6,6% di bulan Mei. Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi pada sektor tersebut menghadapi libur panjang Lebaran dan libur sekolah.
Peningkatan pertumbuhan kredit investasi sektor PHR tersebut khususnya terjadi pada subsektor hotel berbintang di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. BI menjelaskan, pertumbuhan kredit investasi juga terjadi pada sektor keuangan real estat dan jasa perusahaan dari 12,9% pada April 2018 menjadi 13,6% per Mei 2018.
Peningkatan pertumbuhan terbesar kredit investasi pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan terutama terjadi kredit yang disalurkan ke perusahaan subsektor gedung perkantoran pada proyek-proyek di Jawa Timur.
Sementara, kredit modal kerja juga tumbuh meningkat dari 8,2% menjadi 10,4% per Mei 2018. Terutama disebabkan oleh akselerasi penyaluran ke sektor PHR dan sektor konstruksi. KMK sektor PHR tercatat tumbuh menjadi sebesar 9,4% per Mei 2018, dibanding bulan sebelumnya 7,2%.
"Terutama didorong kredit modal kerja subsektor perdagangan eceran, makanan, minuman dan tembakau yang disalurkan di DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," tulis BI dalam laman resminya, Rabu (4/7).
Sedangkan, kredit modal kerja yang disalurkan untuk sektor konstruksi juga mengalami akselerasi, dari tumbuh 14,2% pada April 2018 menjadi 15,3% per Mei 2018. Hal ini didorong oleh pertumbuhan subsektor konstruksi perumahan menengah, besar dan mewah di wilayah Banten dan Jawa Tengah.
Selanjutnya, kredit konsumsi tercatat tumbuh dari 11,2% pada April 2018 menjadi 11,7% per Mei 2018, terutama didorong KPR dan kredit multiguna. Di sisi lain, pertumbuhan kredit kepemilikan kendaraan turun dari 16,3% menjadi 11,0%.
Kredit properti juga tumbuh, dari 13,6% pada April 2018 menjadi 15,1% di bulan Mei 2018, khususnya pada kredit KPR/KPA konstruksi. Pertumbuhan kedit KPR/KPA tercatat meningkat dari 12,4% menjadi 14,1% pada Mei 2018. Ini terutama didoring pertumbuhan kredit KPR tipe 22-70 yang berlokasi di Jawa Barat, serta KPR/KPA tipe di atas 70 yang berlokasi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Kredit konstruksi tercatat tumbuh 18,8% per Mei 2018, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 16,6%. Pendorongnya pertumbuhan kredit pembangunan jalan tol di DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun demikian, kredit untuk real estat tercatat tumbuh melambat dari 12,0% pada April 2018 menjadi 11,7% pada Mei 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News