Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Maizal Walfajri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) secara bertubi-tubi tak menciutkan nyali para bankir menggapai target bisnis mereka. Mayoritas perbankan tetap optimistis akan memenuhi target kredit di tahun 2018. Menurut mereka, penyaluran kredit masih on track.
Sejak awal tahun 2018, tercatat penyaluran kredit bank terus mendaki. Realisasi kredit senilai Rp 4.807,5 triliun atau tumbuh 8,9% per April 2018. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kredit 8,5% di Maret 2018.
Salah satu bank yang belum berencana merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini adalah Bank BNI. Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI, mengatakan, pihaknya hanya melakukan perubahan sedikit pada lini bisnis untuk memenuhi kredit di semester II-2018.
BNI akan meningkatkan produktivitas serta mendorong efisiensi. Sehingga bank milik pemerintah ini optimistis, pertumbuhan kredit berkisar 13%–15% hingga akhir tahun ini. Demi memenuhi pertumbuhan kredit, BNI membidik dana pihak ketiga (DPK) naik 11%–13%.
Sejauh ini, bank berkode saham BBNI ini mencatat pertumbuhan kredit sebesar 12,36% atau senilai Rp 421,38 triliun per Mei 2018. Sedangkan, DPK tumbuh 15,36% menjadi Rp 486,79 triliun pada Mei lalu.
Senada, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP menuturkan, kinerja kredit masih sesuai rencana hingga pengujung kuartal II-2018. Bank berkode saham NISP ini yakin, pertumbuhan kredit akan menginjak angka 10%–15% di tahun ini. Buktinya, hingga Mei 2018, penyaluran kredit mencapai Rp 110,55 triliun atau tumbuh 16,52%.
Ingin sejalan dengan pasar. Bank Central Asia (BCA) tidak merevisi target kredit. Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA, mengatakan, kenaikan bunga kredit diperlukan, tapi tidak sampai menahan laju kredit. Bank swasta papan atas ini membidik pertumbuhan kredit 8%–9% di tahun ini. Hingga Mei 2018, BCA telah menyalurkan kredit Rp 486,5 triliun atau naik 13,4%.
Bank asing juga kompak tak merevisi target kredit. Citibank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit 8% di akhir tahun ini. Pada Mei 2018, penyaluran kredit telah mencapai Rp 44,35 triliun. Mayoritas kredit mengalir ke korporasi.
Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia, menuturkan, kenaikan bunga acuan tidak menggeser bisnis bank. Namun, pihaknya masih memperhitungkan rencana kenaikan bunga kredit dan bunga deposito untuk menjaga pertumbuhan bisnis.
Begitu juga dengan bank daerah. Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jawa Timur (Jatim) akan melanjutkan pertumbuhan bisnis yang sudah dicanangkan sejak awal tahun.
Sektor konsumer dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan menjadi incaran bank pembangunan daerah ini menggapai target kredit. "Kenaikan bunga acuan tidak akan mengganggu rencana bisnis," terangnya.
Bank berkode saham BJTM mengincar pertumbuhan kredit 10,65% di tahun ini. Hingga bulan Mei kemarin, realisasi pertumbuhan kredit masih satu digit atau 6,73%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News