kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit BCA di kuartal pertama melambat


Senin, 07 April 2014 / 16:19 WIB
Kredit BCA di kuartal pertama melambat
ILUSTRASI. Kolaborasi MLBB X Neymar Jr, Begini Cara Mendapatkan Skin Bruno Mobile Legends Gratis


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

AKARTA. Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Jahja Setiaatmadja, mengakui bahwa pertumbuhan penyaluran kredit perseroan pada kuartal I-2014 cenderung melambat.

Menurut Jahja, pertumbuhan penyaluran kredit bank dengan kode emiten BBCA yang sudah terlihat melambat diantaranya adalah kredit sektor konsumer. Kredit sektor konsumer yang memang dengan sengaja diturunkan penyalurannya oleh BCA diantaranya adalah kredit pemilikan rumah (KPR) dan juga kredit kendaraan bermotor (KKB).

"Memang sengaja diperlambat, karena arahan dari regulator juga diperlambat. Untuk KPR misalnya kalau dulu 100% aplikan, sekarang turun hanya 60% pemohon. Memang sengaja diperlambat, kalau tidak nanti bisa melebar di atas 20% penambahan kreditnya," ujar Jahja di Jakarta, Senin (7/4).

Lebih lanjut Jahja mengungkapkan, perlambatan penyaluran kredit konsumer seperti KPR dan KKB dilatarbelakangi dengan kenaikan loan to value (LTV), sehingga uang muka pemohon kredit harus lebih tinggi. Jika kredit konsumer tidak diredam meski terjadi kenaikan LTV, maka harga properti akan melambung tinggi.

Jahja menilai, kenaikan harga properti yang lalu sudah sangat tinggi sekali. Sehingga, sedikit banyak pihaknya akan mengerem laju pertumbuhan penyaluran kredit terutama KPR.

"Kenaikan harga properti kemarin sudah tinggi sekali, abnormal sekali. Jadi harus sedikit banyak ditahan. Di negara lain juga begitu, kalau harga properti meningkat tinggi, down payment (uang muka) untuk KPR dinaikkan untuk meredam permintaan kredit. Jadi bisa seimbang," katanya.

Jahja menambahkan, permintaan kredit pada kuartal I memang cenderung melambat. Menurutnya, perseroan telah memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2014 ini, flat atau sama dengan permintaan kredit kuartal I-2013.

"Untuk kuartal I, kami perkirakan akan flat dulu. Mungkin nanti di kuartal III-2014 atau kuartal IV-2014, kalau memang seperti target, pertumbuhan kenaikan kredit sampai akhir tahun 15%," jelasnya.

Perseroan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 21,6% menjadi Rp 312,3 triliun pada tahun 2013. Portofolio kredit BCA terdiversifikasi dengan komposisi kredit korporasi sebesar 33%, kredit komersial dan UKM 39,2%, serta kredit konsumer 27,8% pada tahun 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×