Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat mengalami peningkatan jumlah kredit bermasalah. Per Juni 2023, jumlahnya secara konsolidasi telah mencapai Rp 35,5 triliun. Angka ini bertambah Rp 2,2 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 33,3 triliun.
Namun, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BRI secara bank only maupun secara konsolidasi menurun sejalan dengan portofolio kredit perseroan yang terus meningkat. Adapun jumlah kredit BRI secara bank only tumbuh 8,54% dari Rp 1.003,6 triliun pada semester pertama tahun 2022 menjadi Rp 1.089,4 triliun per Juni 2023. Kredit secara konsolidasi naik 8,8% menjadi Rp 1.202,1 triliun.
Berdasarkan laporan BRI dikutip Selasa (5/9), rasio NPL gross bank only per Juni 2023 berada di level 3,1%, turun dari 3,32% pada Juni tahun sebelumnya. Sedangkan NPL konsolidasi turun daro 3,26% menjadi 2,95%.
Jika dirinci, rasio NPL BRI dari segmen mikro ada di level 2,23%, naik dari 2,21% pada Juni tahun lalu. Dengan total portofolio kredit mikro mencapai Rp 469,5 triliun maka nilai kredit bermasalah di segmen ini mencai Rp 10,46 triliun.
Rasio NPL kredit konsumer BRI naik tipis dari 2% menjadi 2,02%. Jumlah outstanding kredit konsumer BRI per Juni 2023 mencapai Rp 171,5 triliun sehingga yang bermasalah terdapat Rp 3,46 triliun.
Baca Juga: OJK Catat Kredit Macet (NPL) Perbankan Mengalami Kenaikan pada Juli 2023
Adapun NPL di segmen kecil turun dari 4,71% ke level 4,29%. Portofolio kredit kecil BRI tercatat sebesar Rp 224,7 triliun, sehingga kredit bermasalah menapai Rp 9,63 triliun.
Kredit bermasalah di segmen medium turun dari 3,83% ke level 2,7% dari portofolio senilai Rp 27,9 triliun. Sedangkan NPL dari segmen korporasi turun dari 5,25% ke level 4,83%. Total kredit korporasi BRI per Juni 2023 mencapai 195,7 triliun. Artinya, yang bermasalah jumlahnya Rp 9,45 triliun.
Sedangkan Rasio NPL dari anak usaha BRI tercatat turun dari 2,44% pada Juni tahun lalu menjadi 1,39% pada Juni 2023.
Tahun ini, BRI menargetkan menjaga NPL di kisaran 2,6%-2,8%. Guna memitigasi risiko kredit, bank pelat merah ini juga sudah melakukan pencadangan terhadap NPL sebesar Rp 88,2 triliun atau dengan NPL coverage 248,5% per Juni 2023.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan melandainya rasio NPL BRI menunjukkan kemampuan perseroan menjaga portofolio kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan baik.
"Untuk bank yang main di UMKM, angka NPL 2,95% menunjukkan kemampuan BRI menjaga portofolio kredit UMKM yang baik," ujar Sunarso saat paparan kinerja semester pertaama 2023, belum lama ini.
Baca Juga: Ada Peluang Kredit ke PLTU Batubara Masuk Kategori Hijau, Selain untuk Pensiun Dini
Adapun rasio kredit berisiko atau loan at risk (LAR) BRI per Juni tahun ini mencapai Rp 179,5 triliun atau dengan rasio 14,9% terhadap total kredit. LAR ini sudah turun dari Rp 188,4 triliun pada Desember 2022 dengan rasio 16,4%.
LAR dari kredit segmen mikro mencapai Rp 58 triliun, konsumer Rp 13,7 triliun, dari segmen kecil Rp 52,1 triliun, segmen medium Rp 3,7 triliun, segmen korporasi Rp 36,9 triliun dan dari anak usaha Rp 15,2 triliun.
Sementara outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di BRI per Juni 2023 mencapai Rp 83,2 triliun, turun dari Rp 107,2 triliun pada Desember tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News