kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit consumer Bank OCBC NISP tak sebaik lainnya


Minggu, 22 Maret 2015 / 20:02 WIB
Kredit consumer Bank OCBC NISP tak sebaik lainnya
ILUSTRASI. Potensi Defisit Neraca Beras, Peran Kementan Disorot. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pertumbuhan kredit bank umum pada kuartal I-2015 bisa mencapai target arahan sebesar 15%-17% sepanjang tahun 2015. Pertumbuhan kredit bank umum akan mulai membaik pada bulan Maret ini.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk, Parwati Surjaudaja menyatakan bahwa sampai pertengahan Maret 2015 ini, pertumbuhan penyaluran kredit secara year to date, relatif lebih baik dibanding kuartal 1-2014. Pertumbuhan yang baik itu, kata Parwati, terjadi cukup merata diseluruh segmen kecuali kredit segmen consumer.

Meski membaik, kata Parwati, namun penyaluran kredit di OCBC NISP relatif masih sedikit di bawah target yang diharapkan perseroan. "Tapi kuartal 1 memang biasa agak lebih lambat. Siklusnya memang seperti itu," ucap Parwati kepada KONTAN, Minggu (22/3).

Parwati bilang, kredit konsumer di OCBC NISP yang disalurkan melalui KPR, belum sesuai harapan. Parwati menjelaskan, hal ini dikarenakan faktor eksternal seperti masih terdampaknya PBI mengenai LTV dan juga kondisi makro ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Selain itu, secara kebetulan, Bank OCBC NISP masih melakukan pembenahan internal terkait KPR. "Jadi langkah kami adalah dengan fokus pada perbaikan internal, termasuk perbaikan pada proses dan alur pemberian KPR. Secara keseluruhan untuk pertumbuhan kredit, kami juga akan melakukan pembenahan berupa perbaikan proses internal agar lebih efektif dan efisien lagi disamping mencari peluang sektor yang bisa menunjang pertumbuhan dalam kondisi makro ekonomi seperti sekarang," jelas Parwati

Catatan saja, OJK mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan akan mulai membaik pada Maret ini. Apalagi jika disertai kebijakan ekonomi yang tepat untuk mengelola makro prudential di tengah tantangan global. Terlebih jika pemerintah jadi menggalakkan pembangunan infrastruktur.

"Ini akan positif mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan sehingg saya kira bisa sampai 16% secara yoy tahun ini," kata Irwan Lubis, Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan Perbankan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Irwan mengungkapkan, sempat terjadi tren penurunan penarikan kredit pada Januari 2015. Mengacu data OJK per Januari 2015, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.634,62 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat drastis, yakni 11,54% secara tahunan.

Padahal di bulan Januari 2014, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.258,42 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 31,25% dibanding Januari 2013 yang mencapai Rp 2.688,14 triliun.

Irwan mengakui, ini tak lepas dari efek pertumbuhan kredit perbankan yang memang melambat sepanjang tahun 2014 lalu. Sebab, pada tahun lalu terjadi banyak even besar yang tidak berkaitan dengan ekonomi seperti Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Sehinggan dunia usaha lebih memilih menunggu hingga saat yang lebih kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×