kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,59   -29,14   -3.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit macet kartu kredit menanjak


Rabu, 15 Juni 2016 / 11:05 WIB
Kredit macet kartu kredit menanjak


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perbankan mengantisipasi kenaikan kredit macet atau non performing loan (NPL) kartu kredit. Terutama, dari tarik tunai via kartu kredit.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Maret 2016, NPL transaksi tarik tunai kartu kredit sebesar 2,83% atau naik dari 2015 sebesar 2,58% dan 2014 sebesar 1,89%. Untuk mengantisipasi ini, bank mengurangi transaksi tarik tunai menggunakan kartu kredit.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada 2015 volume tarik tunai menggunakan kartu kredit melonjak 74,92% menjadi 6,61 juta transaksi dari sebelumnya 3,78 juta di tahun 2014. Kenaikan volume tarik tunai menggunakan kartu kredit ini pada tahun lalu melebihi pertumbuhan transaksi belanja menggunakan kartu kredit yang hanya tumbuh 9%.

Sebagai informasi, tarik tunai menggunakan kartu kredit yang tercatat dan dilaporkan ke OJK merupakan transaksi penarikan uang melalui ATM.

Sebagai gambaran, berdasarkan aturan memang nasabah kartu kredit masih diperbolehkan melakukan tarik tunai melalui ATM. Namun, BI berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 14/2/PBI/2012 tentang penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran menggunakan kartu, melarang gesek tunai melalui merchant.

Porsinya kecil

Beberapa bank menyebut, sebenarnya porsi transaksi tarik tunai dengan menggunakan kartu kredit masih di bawah 10% dari total transaksi kartu kredit. Semisal di Bank Central Asia (BCA), transaksi tarik tunai menggunakan kartu kredit mencapai 5% dari total transaksi kartu kredit BCA sampai Mei 2016 yang sebesar Rp 22 triliun.

Head of Consumer Card BCA Santoso bilang, hingga Mei 2016, NPL tarik tunai menggunakan kartu kredit di BCA cukup rendah yaitu sebesar 1,9%. Ia menduga, kenaikan NPL tarik tunai di industri dari 2014 sampai Maret 2016, disebabkan karena kelesuan ekonomi.

Bank Negara Indonesia (BNI) juga mengantisipasi kenaikan NPL tarik tunai kartu kredit. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan. hingga Maret 2016 , transaksi tarik tunai di BNI turun 20%. “Kontribusi tarik tunai dari total volume kartu kredit dalam sebulan kurang dari 7%,” kata Anggoro.

Sampai Maret 2016, tercatat penerbit kartu kredit ada sebanyak 23 perusahaan dengan rincian adalah 22 bank dan satu lembaga pembiayaan. Secara industri, sepanjang Januari-Maret 2016, volume dan nilai transaksi tarik tunai masing-masing tercatat naik 11,36%.

Santoso mengatakan, tren peningkatan transaksi tarik tunai kartu kredit mencerminkan bahwa masih ada pengguna kartu kredit yang menggunakan kartu kreditnya sebagai alat berutang. Hal ini bertentangan dengan semangat bank sentral dan para penerbit kartu kredit yang menghadirkan kartu kredit untuk memudahkan transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×