kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit macet susut, Bank DKI siap injak gas bisnis


Jumat, 21 Juli 2017 / 10:21 WIB
Kredit macet susut, Bank DKI siap injak gas bisnis


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (BPD DKI Jakarta) hingga semester I-2017 mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terus membaik secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hingga Juni 2017, tercatat NPL BPD DKI Jakarta berada di level 4,73%, jauh membaik dari posisi 7,77% per Juni 2016.

"Membaiknya rasio NPL tersebut didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku," ujar Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya kepada KONTAN, Jumat (21/7).

Selain upaya perbaikan rasio NPL tersebut, Bank DKI Jakarta juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent.

Beberapa hal yang dilakukan antara lain adalah menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan admin kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perkreditan.

Kendati demikian, penyaluran kredit masih belum menunjukkan pertumbuhan dari Rp 24,87 triliun per Desember 2016 menjadi hanya Rp 25,52 triliun per Juni 2017.

Secara terpisah Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI Jakarta mengakui sepanjang semester I-2017 pihaknya memang masih fokus untuk membereskan kredit bermasalah. Alhasil, secara year on year (yoy) kredit semester I masih baru tumbuh 1%.

Kendati demikian, Sigit optimis di kuartal III 2017 (Juli-September) pertumbuhan kredit akan jauh lebih kencang dibanding periode sebelumnya.

“Kuartal II kami optimis dapat lebih tumbuh kencang dibanding sebelumnya. Pada semester I kinerja kami memang belum baik karena sedang fokus perbaikan dalam proses kredit," ujar Sigit kepada KONTAN, Kamis (20/7).

Lebih lanjut, sejumlah indikator kinerja keuangan Bank DKI per Juni 2017 juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Total aset Bank DKI tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 23,3% menjadi sebesar Rp 47,26 triliun per Juni 2017 dari Rp 38,34 triliun per Juni 2016.

Dana simpanan nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI Jakarta tumbuh 28,5% menjadi Rp 35,41 triliun per Juni 2017 dari Rp 27,56 triliun per Juni 2016.

Pertumbuhan DPK ini didorong oleh pertumbuhan dana murah, tercermin dari perolehan dana tabungan Bank DKI Jakarta per semester I 2017 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 15% dari Rp 6,21 triliun per Juni 2016 menjadi Rp 7,14 triliun per Juni 2017. Selain itu, giro meningkat sebesar 20,09% dari Rp 7,87 triliun per Juni 2016 menjadi Rp 9,51 triliun per Juni 2017.

Laba bersih Bank DKI per Juni 2017 tercatat sebesar Rp 344 miliar yang didorong oleh peningkatan fee based income yang bersumber dari fee ATM, JakCard dan JakMobile. Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN seiring dengan membaiknya kualitas kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×