Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat kenaikan kredit yakni 23,7% dari Rp 314,4 triliun menjadi Rp 388,8 triliun di 2012. Rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) juga tercatat membaik dengan penurunan dari 0,52% di 2011 menjadi 0,46% pada akhir tahun kemarin.
Kenaikan penyaluran kredit ini terjadi di seluruh segmen bisnis, dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro yaitu 62,4% jadi Rp 19 triliun. Kemudian, jumlah nasabah kredit mikro meningkat dari 189 ribu nasabah di 2011 jadi 315 ribu nasabah pada 2012.
"Penyaluran kredit Bank Mandiri ke segmen mikro yang terus menunjukkan peningkatan, merupakan realisasi dan komitmen kami meningkatkan akses masyarakat di berbagai wilayah Indonesia kepada pembiayaan produktif," klaim Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini.
Mandiri membukukan, kredit yang disalurkan untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mencatat pertumbuhan tinggi yakni 63,5% dari Rp 33,4 triliun di 2011 menjadi Rp 54,6 triliun pada 2012.
Kredit Mandiri lainnya pun turut mengalami peningkatan. Misalnya kredit korporasi yang tumbuh 18,9% menjadi Rp 126,3 triliun, kredit komersial naik 27,3% ke Rp 102,7 triliun, kredit business banking juga naik 27,3% ke posisi Rp 38,4 triliun, kredit konsumer tumbuh 22,4% menjadi Rp 47,7 triliun, dan kredit ritel yang bertumbuh melampaui 30%.
Lalu, pertumbuhan tertinggi penyaluran kredit dicatat oleh sektor listrik, gas, dan air yang naik 40,8% dari Rp 7,5 triliun di 2011 menjadi Rp 10,6 triliun. Setelah itu, kredit perdagangan, restoran, dan hotel yang meningkat 36,3% dari Rp 47,1 triliun jadi Rp 64,2 triliun. Seterusnya, kredit di sektor tambang tumbuh 36% dari Rp 15,9 triliun menjadi Rp 21,6 triliun.
Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan kreditnya bertumbuh di kisaran 20-22%. "Kredit secara umum ke sektor yang tetap seimbang antara satu sama lain. Kita tidak ingin suatu sektor tertentu mendominasi kredit secara portfolio," ucap Zulkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News