Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Nah, mengenai rencana relaksasi kebijakan dari OJK terkait restrukturisasi kredit terdampak virus corona dipandang BNI sebagai langkah positif. Namun, masih perlu ditunggu lebih dulu kapan berlakunya Peraturan OJK (POJK) tersebut dan petunjuk teknisnya agar pihak perbankan bisa segera menerapkan.
Jika seluruhnya berjalan dengan lancar, tentu hal ini akan membuat kondisi kredit tetap lancar dan membantu bank-bank untuk menjaga kinerjanya. Sebab, beban CKPN atau provisi menjadi lebih sedikit. "Kami tentu optimis menyambut keluarnya beleid OJK yang baru ini," kata Anggoro.
Baca Juga: Batubara kian dimusuhi, bank lokal tetap terbuka terhadap pembiayaan PLTU
Di sisi lain, bank menengah seperti PT Bank Mayapada Internasional Tbk memandang di awal tahun ini kredit memang cenderung lesu dan ada sektor yang terdampak perlambatan ekonomi global dan mempengaruhi tren kenaikan kredit investasi.
Pasalnya, Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi memandang peningkatan kredit investasi sangat berkaitan erat dengan tingkat kepercayaan investor terhadap Indonesia. "Diharapkan secara jangka menengah ekonomi bisa membaik lagi, dengan demikian investasi bisa naik," tuturnya.
Beruntungnya, bank milik taipan ini hampir seluruh kreditnya mengalir ke kredit modal kerja (KMK). Walhasil, Bank Mayapada tak terlalu terpukul dengan perlambatan yang terjadi di industri. Sekadar informasi, per Januari 2020 kredit Bank Mayapada masih tumbuh 7,39% yoy dari Rp 65,84 triliun menjadi Rp 70,71 triliun.
Nah, bank kecil pun juga mengamini kalau perlambatan kredit di awal tahun 2020 mayoritas disebabkan pengaruh melandainya kredit investasi. Kendati secara industri masih tinggi, tak menutup kemungkinan kredit investasi akan menunjukkan perlambatan bila volatilitas masih terguncang.
Baca Juga: BI prediksi inflasi Februari 0,31%, simak proyeksi para ekonom
Semisal PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) yang mengungkap walau kredit investasi hanya menyumbang 11% dari total kredit, pertumbuhannya di Januari 2020 baru sebesar 0,1% alias stagnan. "Untuk BWS sendiri, kredit investasi kebanyakan dari debitur Korea Selatan (Korsel) untuk investasi pabrik di sektor pengolahan. Tapi tidak signifikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News