kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kredit melambat, bank pacu bisnis wealth management


Selasa, 08 Oktober 2019 / 19:58 WIB
Kredit melambat, bank pacu bisnis wealth management
Peluncuran Aplikasi Wealth Management BCA, WELMA


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun pertumbuhan kredit perbankan tercatat melandai. Per Agustus Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit cuma sebesar 8,6% (yoy). Pertumbuhan paling rendah sepanjang 2019.

Menghadapi hal ini, sejumlah bank mulai mengoptimalkan kanal bisnisnya di luar pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Salah satunya melalui bisnis wealth management yang diharapkan bisa mempertebal pendapatan komisi bank.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, Selasa (8/10) baru saja meluncurkan platform wealth management digital bertajuk Welma. Ini merupakan langkah perseroan untuk memacu pendapatan komisinya.

Maklum bank swasta terbesar di tanah air ini selama ini memang belum fokus menggarap bisnis wealth management.

“Kontribusi bisnis wealth management ke pendapatan BCA masih tergolong kecil hanya sekitar 5%,” kata Senior Executive Vice President Wealth Management BCA Christine Setyabudhi usai peluncuran Welma di Jakarta.

Lewat Welma, Christine berharap kontribusi bisnis wealth management BCA bisa meningkat signifikan. Alasannya, dengan Welma, nasabah BCA kini akan mendapatkan akses lebih mudah untuk melakukan investasi reksadana, obligasi pemerintah, hingga membeli produk bancassurance.

Baca Juga: Bank Commonwealth rekomendasikan investor diversifikasi investasi

Tahun depan, targetnya, Welma juga akan dilengkapi fitur robo advisory yang bisa membantu nasabah BCA yang bertransaksi di Welma menentukan profil risiko investasinya.

“Per September lalu nilai asset under managament (AUM) kami dari penjualan reksa dana dan obligasi telah mencapai Rp 55 triliun, tumbuh 40% (yoy). Hingga akhir tahun kami akan berupaya menjaga pertumbuhan tersebut,” lanjut Christine.

Sementara Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam kesempatan yang sama turut mengakui adanya perlambatan kredit yang dialami oleh BCA. 
Menurutnya, perlambatan kredit terjadi akibat melemahnya permintaan dari pasar.

Sejak akhir tahun hingga akhir kuartal III-2019 alias year to date (ytd) Jahja mengaku pertumbuhan kredit BCA baru mencapai 6%-7%. Sementara secara tahunan telah tumbuh 10% (yoy).

“Kami masih harapkan akhir tahun pertumbuhan kredit masih bisa mencapai 10%-11%. Untuk mencapai hingga 13% seperti tahun lalu rasanya memang berat,” kata Jahja.



TERBARU

[X]
×