Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Menanggapi hal tersebut, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id mengamini bahwa pertumbuhan kredit tengah turun sementara DPK terus tumbuh. Sejalan dengan upaya rekomposisi DPK perbankan ke segmen dana murah.
Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang per Agustus 2019 mencatatkan LDR di posisi sekitar 109%. Walau terbilang tinggi, Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan posisi tersebut sudah turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 111,23%.
Baca Juga: Right Issue, Bank Bukopin (BBKP) akan menerbitkan saham maksimal 4,66 miliar
Ia juga menegaskan, pihaknya tidak memiliki masalah likuiditas. Sebab, pada bulan September 2019 BTN punya rencana transaksi sekuritisasi aset sebesar Rp 2 triliun untuk menambah amunisi pendanaan.
"Selain itu, BTN juga sedang fokus memperbaiki kualitas kredit dan profitabilitas sehingga akan lebih fokus pada pemupukan dana murah," ujarnya, Selasa (17/9).
Adapun, akhir tahun ini BTN tak mematok pertumbuhan kredit tinggi. Bank bersandi bursa BBTN (anggota indeks Kompas100) ini hanya memperkirakan kredit tumbuh di kisaran 8% hingga 11%. Sedangkan DPK direncanakan tumbuh 10%-12% secara tahunan.
Laju kredit yang lebih lambat tersebut, menurut Mahelan disebabkan telah habisnya kuota kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi bank BTN. Di sisi lain, pihaknya juga tengah berupaya untuk menekan laju Non Performing Loan (NPL) guna mempercantik kualitas aset.
Baca Juga: Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) dapat pinjaman Rp 300 miliar dari Bank DKI
Sebagai catatan saja, per Juli 2019 lalu kredit BTN masih tumbuh 18,35% yoy menjadi Rp 228,82 triliun berdasarkan laporan keuangan. Sementara DPK tumbuh sebesar 19,52% yoy menjadi Rp 205,91 triliun.