CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Right Issue, Bank Bukopin (BBKP) akan menerbitkan saham maksimal 4,66 miliar


Selasa, 17 September 2019 / 17:43 WIB
Right Issue, Bank Bukopin (BBKP) akan menerbitkan saham maksimal 4,66 miliar
ILUSTRASI. Susasan Bank Bukopin di Jakarta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Indonesia Tbk (BBKP, anggota indeks Kompas100 ini,) akan melakukan Penawaran Umum Terbatas V dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue pada paruh kedua ini.

Mengutip keterbukaan informasi Bank Bukopin, Selasa (17/9), perseroan berencana menerbitkan saham kelas B maksimal 40% dari jumlah saham yang ditempatkan atau sebanyak-banyaknya 4,66 miliar unit saham dengan nilai nominal per unit adalah Rp 100.

Bank Bukopin akan meminta restu untuk pelaksanaan aksi korporasi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 25 Oktober 2019.

Jumlah pasti saham yang akan diterbitkan nantinya akan tergantung pada keperluan dana dan harga pelaksanaan saat right issue. Jika terjadi perubahan jumlah maksimum saham yang diterbitkan, Bank Bukopin akan melakukan pengumuman bersamaan dengan iklan panggilan RUPSLB pada 2 Oktober mendatang.

Seluruh dana hasil right issue tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja perusahaan. Dengan penguatan modal tersebut, BAnk Bukopin akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usahanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo menyebutkan, target dana yang ingin dihimpun perseroan dari right issue tahun ini sekitar Rp 2 triliun. Bank ini memilih melakukan right issue dan membatalkan rencana penerbitan obligasi subordinasi (subdebt) karena pasar obligasi dinilai yang belum kondusif.

"Kalau kami merilis di tengah kondisi pricing-nya masih tinggi maka profitabilitas perusahaan kurang optimal sehingga kami berinisiatif rights issue," kata Eko baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×