kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Kredit Menganggur di Perbankan Menumpuk, Cermati Penyebabnya


Jumat, 17 Januari 2025 / 08:31 WIB
Kredit Menganggur di Perbankan Menumpuk, Cermati Penyebabnya
ILUSTRASI. Kredit Perbankan: Teller menghitung uang di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1/2025). Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat kredit perbankan melanjutkan tren positif. Kredit industri perbankan per November 2024 mencapai angka Rp 7.717 triliun. KONTAN/Baihaki/13/1/2025


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

EVP Corporate and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengaku akan terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor, dalam rangka mendukung perekonomian nasional.

"BCA juga berkomitmen menyalurkan kredit secara pruden, sekaligus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko disiplin," ucapnya.

Adapun di jajaran Bank Daerah, Bank Jatim terlihat mencatatkan kredit menganggur yang meningkat. Per November 2024 total kredit menganggur Bank Jatim mencapai Rp 3,77 triliun, naik 1,80% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,73 triliun.

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, hingga November 2024, undisbursed loan BJTM berada di posisi 3,22% dari total keseluruhan kredit yang telah disalurkan. 

Baca Juga: BI Rate Dipangkas, Tanda Ekonomi Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

"Hal ini terjadi karena penurunan inflasi di bulan November 2024 di angka 1,55%. Penurunan inflasi ini menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan, penurunan daya beli, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat," terangnya.

Busrul menjabarkan, sektor yang mendominasi dalam kurangnya pemaksimalan pemanfaatan kredit BJTM yaitu yang berhubungan dengan kredit modal usaha di bidang perdagangan dan proyek pembangunan.

Walau demikian, penurunan suku bunga dasar yang ditetapkan oleh BI, disebut akan berpengaruh pada pertumbuhan kredit BJTM secara keseluruhan, termasuk pemanfaatan kredit oleh debitur.

Selain itu, terjadinya peningkatan demand kredit kepada BJTM, terutama dari sektor-sektor yang berhubungan terhadap biaya modal seperti usaha kecil dan menengah (UMKM).

Baca Juga: Penurunan BI Rate Belum Cukup Kuat Mengangkat Margin Perbankan

"Jika kondisi makroekonomi tetap stabil hingga akhir tahun 2025 ini, tren penyaluran kredit Bank Jatim berpotensi tumbuh hingga akhir tahun sesuai yang ditargetkan," tambahnya.

Menurut Busrul, Bank Jatim kemungkinan besar akan menerapkan strategi yang terintegrasi dengan fokus pada ekspansi bisnis dalam bentuk ekosistem.

"Dengan memperluas portofolio kredit di sektor-sektor yang memiliki risiko lebih rendah namun memberikan margin yang baik, seperti proyek infrastruktur daerah atau sektor UMKM yang terjamin pemerintah," imbuhnya.

Selanjutnya: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Jumat (17/1/2025) Melonjak Naik

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian 17 Januari 2025 Antam dan UBS Kompak Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×