Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit perbankan secara nasional tumbuh meski melambat hanya di 7,7% per Juni 2025. Kredit tersebut dikucurkan bank ke berbagai sektor untuk modal pembiayaan.
Menilik lebih lanjut data Bank Indonesia (BI) per Juni 2025, total kredit yang dikucurkan oleh bank perseroan mencapai Rp 3.035,7 triliun. Dari total tersebut, paling banyak mengalir ke sektor kredit Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor dengan total Rp 558,3 triliun; kemudian kredit sektor rumah tinggal sebesar Rp 447,2 triliun; dan disusul kredit Pertanian, Kehutanan & Perikanan dengan Rp 376,4 triliun.
Sedangkan kredit yang disalurkan oleh bank pemerintah daerah dicatat mencapai Rp 643,3 triliun per Mei 2025. Dari total tersebut, paling banyak mengalir ke sektor kredit Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor dengan total Rp 68,4 triliun; disusul kredit sektor konstruksi dengan Rp 35,3 triliun; kemudian sektor rumah tinggal dengan Rp 31,1 triliun.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat di Juni 2025, Ini Kata OJK
Meski hingga pertengahan tahun ini pertumbuhan penyaluran kredit perbankan masih belum signifikan, beberapa bank mencatatkan pertumbuhan yang apik, bahkan melampaui rata-rata industri.
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA salah satunya. BCA membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9% secara tahunan atau year-on-year YoY menjadi Rp 959 triliun per Juni 2025.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyampaikan bahwa kontributor terbesar kredit BCA di semester-I 2025 ini ialah sektor manufaktur dan perdagangan.
"Pertumbuhan di atas rata-rata industri ini ditopang oleh penyaluran kredit pruden ke berbagai sektor. Adapun kontributor terbesar bagi total kredit BCA adalah sektor manufaktur serta perdagangan," kata Hera kepada Kontan, Jumat (1/7).
Dicatat kredit korporasi BCA tumbuh 16,1% YoY mencapai Rp 451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6% YoY menjadi Rp 143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1% YoY hingga Rp 127 triliun.
Ditopang pula dengan pertumbuhan KPR sebesar 8,4% menjadi Rp 137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2% mencapai Rp 65,4 triliun, total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6% YoY hingga Rp 226,4 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tumbuh 9,4% YoY mencapai Rp 23,4 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI juga mencatatkan pertumbuhan pada kinerja kreditnya. Hingga akhir semester-I 2025, penyaluran kredit BNI tumbuh 7,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 778,7 triliun.
Dicatat kredit korporasi yang paling besar disalurkan oleh BNI. Sektor kredit korporasi tumbuh 10,4% YoY menjadi Rp 435,8 triliun, terutama berasal dari korporasi swasta, BUMN, dan institusi pemerintah. Kredit kepada sektor swasta dan institusi naik 11,1% YoY menjadi Rp 314,6 triliun, sementara kredit ke BUMN tumbuh 8,7% YoY menjadi Rp 121,2 triliun.
Segmen konsumer mencatat pertumbuhan 10,7% YoY menjadi Rp 147,0 triliun, didorong oleh personal loan yang naik 11,7% YoY menjadi Rp 60,1 triliun dan KPR yang meningkat 9,9% YoY menjadi Rp 68,4 triliun.
Kredit segmen kecil yaitu UMKM non-KUR telah menunjukkan pertumbuhan positif tahun ini, di mana tumbuh 9,2% YoY menjadi Rp 44,4 triliun. Selain itu, BNI mencatat kredit segmen komersial juga telah mulai menunjukkan momentum pertumbuhan dengan mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,5%.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor Makin Ngegas pada Semester-I 2025
Wakil Direktur Utama BNI Alexandra Askandar menyampaikan jika ekspansi penyaluran kredit BNI di semester-II 2025 bakal terus fokus terhadap sektor-sektor produktif seperti pertanian, industri makanan & minuman, hingga UMKM.
"Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," ujar Alexandra
Selain itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan penyaluran kredit secara konsolidasi sebesar Rp 231,8 triliun per Juni 2025, tumbuh 6,8% YoY.
Ada pun CIMB Niaga mencatat kredit di segmen korporasi menghasilkan pertumbuhan tertinggi sebesar 9,3% YoY, diikuti kredit UKM naik 7,3% YoY, dan kredit konsumer meningkat 4,7% YoY.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh segmen kredit pemilikan mobil (KPM) yang menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan paling besar di antara produk konsumer lainnya, yakni hingga 26,7%.
Membidik proyeksi kinerja di semester-II 2025, Lani mengatakan bila CIMB Niaga bakal terus fokus terhadap penyaluran kredit UKM dan kredit konsumer mereka.
"(Hingga akhir tahun) Kami tetap fokus di UKM dan ritel terutama di AUTO KKB yang kami punya keahlian," kata Lani.
Tak ketinggalan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI juga mencatatkan pertumbuhan kredit, sebesar Rp 6,0% YoY di sepanjang semester-I 2025 ini, dengan total nilai mencapai Rp 1.416,6 triliun.
"Dari total kredit yang disalurkan tersebut, segmen UMKM mengambil porsi 80,32%,” ungkap Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, dalam paparan kinerja BRI pekan lalu.
Untuk diketahui, menilik laporan paparan kinerja BRI di semester-I 2025 ini, kredit consumer BRI (bank only) naik 10,5% YoY mencapai Rp 212,4 triliun. Kredit ini berasal dari salary-based loan yang tumbuh 9,8% yoy menjadi Rp 141,1 triliun. Sementara itu, kredit pemilikan rumah (KPR) naik 13,3% yoy menjadi Rp 62,4 triliun, serta kartu kredit & lainnya tumbuh 4% yoy menjadi Rp 8,9 triliun.
Kemudian portofolio kredit mikro BRI masih didominasi untuk modal kerja, yang mencapai 87,8%, porsi. Kredit investasi hanya 0,3%, dan kredit konsumtif 11,9%. Tren ini mengindikasikan fokus pembiayaan mikro BRI masih diarahkan untuk mendukung produktivitas usaha debitur.
Portofolio kredit segmen usaha kecil menengah (SME) di BRI paling banyak masih disalurkan ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan porsi 64,1% pada Juni 2025.
Tak ketinggalan BRI mencatat penyaluran kredit komersial juga tumbuh. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih menjadi penyumbang terbesar kredit komersial dengan porsi 37,9% pada Juni 2025. Disusul sektor agribisnis sebesar 12,2%, industri manufaktur 12,2%, konstruksi 9%, serta distribusi dan pergudangan 8,5%.
Selanjutnya: Pekan Terakhir Juli 2025, Dana Asing Hengkang Rp 16,4 Triliun dari Pasar Keuangan RI
Menarik Dibaca: Cara Menata Kulkas Agar Tetap Rapi dan Efisien dengan Trik Cerdas ala Ahli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News