Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada paruh pertama tahun 2025, sejumlah bank kecil tampak mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Tak main-main, pertumbuhan laba ada yang naik hingga di atas 100%.
Salah satu bank yang meraup pertumbuhan laba besar adalah PT Bank Oke Indonesia Tbk. Bank berkode saham DNAR itu mencatatkan kenaikan laba mencapai 251,03% secara tahunan atau year on year (YoY) atau senilai Rp 60,64 miliar dari posisi sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,28 miliar.
Direktur kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah mengatakan, kinerja positif ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan efisiensi operasional yang lebih baik.
Memang jika dilihat dari laporan keuangannya, pendapatan bunga bersihnya naik 8,33% YoY menjadi Rp 325,74 miliar.
Tak hanya itu, bank milik investor asal Korea Selatan ini juga terlihat semakin efisien dalam operasionalnya. Hal tersebut tercermin dalam rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang turun secara tahunan dari 95,75% menjadi 86,52% pada semester I-2025.
Baca Juga: OK Bank (DNAR) Cetak Laba Rp 60,64 Miliar di Semester I-2025
Dari sisi beban, kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment ikut berkurang 37,65% menjadi Rp 85,35 miliar.
Dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit OK Bank naik dari Rp 8,81 triliun menjadi Rp 9,56 triliun, atau tumbuh 8,49% yoy. Kemudian dari sisi pendanaan, OK Bank membukukan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) tipis sebesar 8,84% YoY dari Rp 6,36 triliun menjadi Rp 6,93 triliun pada semester I-2025.
"OK Bank menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10% pada tahun 2025, dengan fokus pada sektor UMKM, konsumsi dan korporasi," kata Efdinal kepada Kontan.co.id pada Minggu (27/7/2025).
Ia pun memproyeksikan kinerja hingga akhir tahun ini masih sejalan dengan proyeksi Rencana Bisnis Bank (RBB). Namun kata Efdinal, tantangan seperti pelemahan permintaan global dan risiko kredit macet tetap menjadi perhatian, sehingga OK Bank akan memperkuat manajemen risiko dan menjaga kualitas aset untuk memastikan penyaluran kredit yang sehat.
Untuk memaksimalkan kinerja, OK Bank akan meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan layanan kepada nasabah Bank juga akan fokus pada penyaluran kredit ke sektor seperti UMKM, konsumsi, dan korporasi, terutama manufaktur, yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan kuat dan resilien terhadap pelemahan ekonomi.
Baca Juga: Bank Jago Catat Laba Tumbuh 154% pada Semester I-2025
"Selain itu, OK Bank akan memperkuat manajemen risiko untuk menjaga kualitas aset dan memastikan penyaluran kredit yang sehat," imbuhnya.
Bank kecil lainnya yang juga mencatat pertumbuhan laba di pertengahan tahun ini adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO). Pasalnya, laba bersih setelah pajak dari bank digital ini tumbuh hingga 154% secara tahunan (YoY) menjadi senilai Rp 127 miliar.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan bisnis yang konsisten tumbuh. Mulai dari sisi jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta penyaluran kredit.
Per Juni 2025 total nasabah Bank Jago mencapai 17,2 juta, termasuk 13,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah. Jumlah pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah bertambah lebih dari 3 juta dibandingkan posisi yang sama tahun lalu yang sebanyak 10 juta nasabah.
Pertambahan jumlah nasabah funding sejalan dengan penghimpunan DPK Bank Jago yang mencapai Rp 22,4 triliun sampai dengan akhir Juni 2025. Pencapaian ini meningkat 51% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,8 triliun.
“Mengamati potensi risiko dari situasi perekonomian yang penuh tantangan serta mencermati peluang yang ada, kami berhasil menjaga momentum kuat pertumbuhan bisnis dan membangun kepercayaan nasabah terhadap produk dan layanan kami,” kata Arief.
Dari sisi pembiayaan Bank Jago telah membukukan kredit sebesar Rp 21,4 triliun sampai dengan akhir Juni 2025 atau tumbuh 37% dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024 sebesar Rp 15,7 triliun.
Arief menegaskan seluruh penyaluran kredit yang dilakukan Bank Jago dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Sehingga, tak hanya serta-merta menggenjot kredit.
Di sisi lain, emiten bank PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) membukukan laba bersih pada semester I-2025 senilai Rp37,5 miliar. Laba tersebut mengalami penurunan tipis sebesar 0,34% secara tahunan dibandingkan dengan semester I tahun lalu senilai Rp 37,7 miliar.
Hal ini karena beban operasionalnya pada semester I-2025 capai Rp 254,12 miliar, berbanding terbalik dari beban operasional pada semester I-2024 yang senilai Rp 23,26 miliar. Beberapa faktornya antara lain penurunan komisi/provisi/fee dan administrasi sebesar 79,54% YoY dari Rp 456,15 miliar menjadi Rp93,34 miliar.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Capital (BACA) Naik 6,43% Jadi Rp 109,39 Miliar di 2024
Namun, pendapatan bunganya naik 35,42% yoy. Kenaikan pendapatan bunga ini mengimbangi beban bunga yang juga meningkat 24,13% yoy.
Penyaluran kreditnya tumbuh sebesar 33,83% yoy menjadi Rp 9,52 triliun. Dari sisi himpunan dana pihak ketiga, Bank Capital membukukan simpanan Rp 12,25 triliun, turun 14,25% yoy.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, pendorong pertumbuhan kinerja bank-bank kecil ini adalah meningkatnya pendapatan bunga, turunnya CKPN dan efisiensi operasional yang ditandai dengan penurunan BOPO.
"Proyeksi sampai akhir tahun diperkirakan dengan tantangan ekonomi saat ini akan tertahan atau peningkatan kinerja maksimal sama seperti yang direlease saat ini," ujar Trioksa.
Agar bank bisa menjaga kinerjanya, bank bank kecil tersebut disarankan dapat memberikan penawaran menarik untuk bunga simpanan nasabah sehingga likuiditas dapat tetap terjaga baik.
Sementara, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menilai, pendorong kinerja ada dua faktor yaitu spread yang tinggi dan menurunnya BOPO yang mengindikasikan semakin meningkatnya efisiensi dengan minimnya cabang dan SDM.
"Jika kedua faktor itu masih dapat dipertahankan mungkin kinerja hingga akhir tahun ini akan tetap bagus," ucap Budi.
Baca Juga: Jumlah Bank Terlalu Banyak, OJK Mendorong Konsolidasi Bank Kecil
Selanjutnya: Kinerja Emiten Batubara Terancam Menyusut, Simak Rekomendasi Sahamnya Senin (28/7)
Menarik Dibaca: Makna Lagu Terbuang Dalam Waktu dari Barasuara, Soundtrack Film Sore
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News