kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit perumahan tahun ini bakal menggeliat, ini alasannya


Selasa, 02 Februari 2021 / 14:44 WIB
Kredit perumahan tahun ini bakal menggeliat, ini alasannya
ILUSTRASI. Nasabah mengamati penawaran rumah?dengan fasilitas KPR BTN melalui kanal digital di kantor cabang BTN, Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geliat pertumbuhan kredit properti masih tetap positif kendati diterjang badai pandemi Covid-19. Bank Indonesia (BI) mencatat, per Desember 2020 lalu realisasi kredit properti masih naik 3,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.066,4 triliun.

Penopangnya tak lain adalah kredit pemilikan rumah (KPR) yang masih bergerak naik 3,4% secara tahunan menjadi Rp 521,6 triliun. Pertumbuhan itu praktis lebih baik dibandingkan pertumbuhan kredit secara industri yang terkontraksi sebanyak 2,7% akhir tahun lalu.

Kondisi ini menandakan bahwa peluang pertumbuhan KPR masih sangat terbuka, khususnya di tahun 2021 walau dalam situasi pandemi Covid-19. Termasuk potensi permintaan kredit perumahan. 

Hal ini bisa dilihat dari data backlog kepemilikan rumah tahun 2020 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI (Kementerian PUPR) yang secara nasional mencapai 13,49 juta unit.

Di sini, peran perbankan menjadi kunci pertumbuhan kredit properti dan KPR. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebagai pemimpin pasar di KPR dengan pangsa pasar sebesar hampir 40% tentu menjadi sorotan. Bank BTN juga sudah menyiapkan sederet strategi untuk lebih menggalakkan penyaluran KPR.

Baca Juga: Ini program bantuan Rp 40 juta dari Pemerintah untuk pengajuan KPR BTN, berminat?

Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar menjelaskan, salah satu inisiatif yang dilakukan perseroan saat ini yakni melalui optimalisasi teknologi digital. 

Wajar saja, menurut perseroan pemanfaatan digital saat ini sudah menjadi kebutuhan, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19.

Bank bersandi bursa BBTN ini telah menerapkan pengajuan KPR BTN yang bisa dilakukan secara daring (online). Termasuk pemilihan lokasi rumah hingga pembayaran tanda jadi. 

"Lewat cara ini, proses kredit menjadi lebih cepat, karena verifikasinya juga dilakukan secara digital," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/2).

Bank plat merah ini juga telah meluncurkan program promosi bagi nasabah yang melakukan pengajuan KPR BTN secara online. Antara lain mendapatkan diskon provisi sebesar 50% dan bebas biaya administrasi serta mendapat bonus saldo LinkAja.

Hirwandi melanjutkan, sejatinya digitalisasi telah menjadi fokus utama pengembangan bisnis Bank BTN dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini salah satunya ditandai lewat pergelaran pameran properti virtual yang bekerjasama dengan pengembang pilihan.

Misalnya belum lama ini, BTN menggelar Pameran Properti Virtual HUT KPR 44 di bulan Desember 2020 lalu. Di awal tahun ini Bank BTN juga akan kembali melanjutkan Pameran Properti Virtual pada bulan Februari 2021 dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) BTN ke-71.

Melihat sederet inisiatif digital tersebut, Hirwandi sangat optimistis pertumbuhan bisnis KPR di 2021 akan jauh lebih baik dari tahun 2020 lalu. "Dalam tiga bulan terakhir di tahun 2020, pertumbuhan KPR semakin meningkat. Begitu juga dengan strategi-strategi baru," imbuhnya.

Baca Juga: Lewat insentif regulator dan inisiatif digital, bankir yakin KPR tahun ini bertumbuh

Di sisi lain, peluang pertumbuhan sektor perumahan ini sebenarnya juga sudah dibuktikan Bank BTN. Meski diakui tantangan penyaluran kredit cukup berat, Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan tahun lalu kredit perumahan BTN terutama KPR subsidi masih mampu tumbuh 7,7% secara tahunan. 

Adapun, di tahun 2021 secara total kredit, Bank BTN menargetkan pertumbuhan sekitar 7%-9%.

Selain dari inisiatif digital, Bank BTN selaku ujung tombak Program Sejuta Rumah juga telah mendapat tugas baru dari pemerintah. Salah satunya lewat penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2021 senilai Rp 8,73 triliun. Dana tersebut akan disalurkan perseroan melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi konvensional senilai Rp 7,76 triliun dan KPR subsidi syariah senilai Rp 965 miliar. Bank BTN tentunya berharap, lewat upayanya mendorong sektor perumahan, pemulihan ekonomi bisa mulai terakselerasi.

Dominasi pangsa pasar Bank BTN di sektor perumahan ini pun mendapat pengakuan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Wakil Menteri (Wamen) II BUMN Kartika Wirjoatmodjo membenarkan kalau modal modal Bank BTN cukup kuat untuk bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal.

Pria yang akrab disapa Tiko ini juga menilai, melalui pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang bisa digarap dari value chain perumahan, Bank BTN dipastikan masih bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang jumbo. 

“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding,  kita juga bisa membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” kata Tiko, belum lama ini.

Baca Juga: BTN kerjasama dengan Kementerian PUPR salurkan KPR BP2BT

Sektor perumahan dan properti memang selalu menjadi andalan penggerak pertumbuhan ekonomi negara. Sebab, ada sekitar 172 sektor turunan properti yang bisa kembali bergairah, apabila geliat peningkatan bisnis mulai bergerak.

Hal ini juga ditangkap oleh regulator. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso sudah mengisyaratkan kalau pihaknya akan mengeluarkan relaksasi aturan penyaluran pembiayaan di sektor properti.

Dia menjelaskan di sektor properti masih bisa diberikan relaksasi penyaluran kredit, terutama untuk perumahan dengan harga murah. Keringanan berupa penurunan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) masih bisa diturunkan secara temporer. 
Tentu hal ini bisa memberikan ruang ekspansi perbankan di sektor perumahan dan properti menjadi lebih terbuka di tahun 2021.

Di samping itu, Pengamat Properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menilai, sektor properti sudah mengalami tujuh tahun cuti sejak mengalami lonjakan tren pada pada 2009 hingga 2012 silam. 

Sejatinya, sejak awal tahun 2020 lalu Ali menyebut properti sebenarnya mulai alami kenaikan hanya saja lantaran pandemi Covid-19 kembali melambat.

Namun usai pandemi berakhir, diprediksi sektor properti akan kembali pada jalur cepat bahkan melesat terutama pada 2022. 

"Saya perkirakan mungkin di akhir 2021 itu baru mulai properti bergerak dan 2022 mulai naik. Diperkirakan tahun 2022 akan naik kencang," kata Ali.

Selanjutnya: BUMN berharap BTN dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×