Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit properti cukup tinggi pada awal tahun ini. Selama tiga bulan pertama tahun 2017, kredit properti industri perbankan tumbuh sebesar 15,2% secara tahunan atau year on year (yoy).
Berdasarkan data uang beredar BI, pertumbuhan kredit properti pada kuartal I 2017 lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2016 yang tumbuh 11,4% secara yoy.
Pertumbuhan kredit properti pada triwulan pertama 2017 didorong kenaikan kredit yang cukup tinggi pada kredit konstruksi dan real estate. Dua bisnis properti ini masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 26,1% dan 20% pada kuartal I 2017.
Sedangkan, dua bisnis properti lain, yaitu kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tercatat hanya tumbuh 8,4% yoy. Namun, pertumbuhan kredit KPR dan KPA pada tahun ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 8% secara yoy.
Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, tingginya pertumbuhan kredit properti pada tiga bulan pertama 2017 salah satunya disebabkan adanya relaksasi loan to value (LtV) yang dilakukan BI pada tahun lalu.
“Bisa saja (pengaruh LtV) mempengaruhi pertumbuhan kredit properti pada tiga bulan pertama 2017,” ujar Muliaman, Senin (8/5).
Sebagai gambaran, relaksasi LtV oleh Bank Indonesia (BI) dilakukan pada akhir Agustus 2016. Pada saat relaksasi diterbitkan, BI optimistis akan ada penambahan KPR perbankan sebesar 3,7% pada 2017.
Handayani, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, permintaan kredit pada kuartal I 2017 lebih didorong permintaan rumah pertama untuk harga rumah di bawah Rp 500 juta.
“Pada kuartal II 2017 pertumbuhan kredit diperkirakan tidak berbeda jauh dibandingkan 2016,” ujar Handayani, Senin (8/5).
Sebagai gambaran, pada kuartal I 2017, realisasi pertumbuhan kredit perumahan BTN sebesar Rp 153,3 triliun atau naik 18,8% secara yoy. Porsi kredit perumahan dibandingkan total kredit BTN sebesar 90,35%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News