kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pelonggaran DP masih sulit dongkrak bisnis KPR


Senin, 17 April 2017 / 09:18 WIB
Pelonggaran DP masih sulit dongkrak bisnis KPR


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Amunisi pelonggaran rasio nilai kredit atau loan to value (LTV) pada kredit pemilikan rumah (KPR) tak mampu mendongkrak pertumbuhan kredit hunian. BI memperkirakan, permintaan KPR masih akan lambat di tahun 2017 meskipun sudah ada pelonggaran LTV.

Erwin Riyanto, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) memperkirakan paling tidak pertumbuhan KPR pada kisaran 9%-10% tahun ini. Dengan asumsi tersebut, perkiraan realisasi KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) sekitar Rp 401,44 triliun-Rp 405,13 triliun hingga akhir tahun ini.

Erwin menambahkan, pelonggaran LTV yang dilakukan BI pada tahun lalu memiliki tujuan agar pertumbuhan KPR dan KPA tidak terlalu jatuh ke bawah dan tidak meroket tinggi yang dapat menimbulkan bubble dan spekulasi harga. Aliran KPR akan naik jika ada permintaan (demand), ungkapnya kepada KONTAN, akhir pekan kemarin..

Nah, permintaan kredit perumahan dapat muncul ketika sektor ekonomi lain, seperti konstruksi, otomotif, industri jasa, dan rumah tangga, mulai naik sehingga pendapatan konsumen membaik. Lani Darmawan, Direktur Ritel dan Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan KPR tahun ini sekitar 8%-10%.

Segmen yang akan mendukung pertumbuhan kredit rumah ini adalah segmen menengah ke atas. Kami fokus ke cross selling dan bekerjasama dengan pengembang serta agen properti rekanan, ucap Lani.

Ia mengakui, permintaan KPR sedang lambat khususnya pada kuartal I-2017. Lesunya permintaan tersebut karena nasabah masih mengutamakan kebutuhan lain, seperti pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang terjadi di awal tahun. CIMB Niaga mengharapkan permintaan KPR akan membaik di kuartal II-2017.

Herry Purwanto, Direktur Ritel PT Bank Bukopin Tbk menyatakan, terjadi perlambatan dalam penyaluran kredit ke sektor perumahan di kuartal I karena daya beli turun akibat perlambatan ekonomi. "Pertumbuhan kredit perumahan masih belum sesuai harapan atau baru mencapai 8% di kuartal I-2017," kata Herry.

Prediksi dia, penyaluran KPR berpotensi naik di kuartal II-2017 karena pertumbuhan ekonomi sudah lebih baik sehingga akan memacu permintaan kredit perumahan, khususnya pada kelas menengah. Untuk itu, Bank Bukopin akan menyiapkan beberapa produk untuk mendorong permintaan KPR. "Kami memperkirakan KPR dapat tumbuh sekitar 12% di kuartal II," tambahnya.

Berdasarkan data uang beredar yang diterbitkan oleh BI, KPR dan KPR tercatat tumbuh sebesar 7,4% di Februari 2017. Realisasi ini lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 8,3% di Januari 2017.

Realisasi KPR dan KPA senilai Rp 367,6 triliun per Februari 2017. Jumlah ini turun Rp 1 triliun dibandingkan realisasi di Januari 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×