Reporter: Roy Franedya, Dessy Rosalina, Nina Dwiantika, Issa Almawadi | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Ancaman pelambatan penyaluran kredit karena kebijakan Bank Indonesia (BI), kenaikan inflasi dan kondisi global tidak berpengaruh ke semua bank. Penyaluran kredit Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Jabar Banten (BJB) di atas industri yang mencapai 24%.
Kuartal I-2013, BPTN menyalurkan kredit sebesar Rp 41,1 triliun, meningkat 28% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 32,1 triliun. Salah satu penyebab, suksesnya program pemberdayaan atau Daya yang menggarap pensiunan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dan komunitas pra-sejahtera produktif.
Kesuksesan penyaluran kredit BTPN juga diikuti kehati-hatian menyalurkan kredit. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non- performing loan (NPL) net tetap di level 0,4%. "Ke depan kami optimistis memiliki ruang cukup bertumbuh, semakin memberdayakan dan mengembangkan mass market,” ujar Direktur Utama BTPN, Jerry Ng, Selasa (23/4).
BTN sami mawon. Penyaluran kredit bank spesialis perumahan ini melonjak 28,62%, dari Rp 66,48 triliun menjadi Rp 88,51 triliun.
Evi Firmansyah, Direktur BTN, menjelaskan mayoritas kredit berasal dari kredit perumahan sebesar 86,2% atau Rp 73,71 triliun. "Sisanya, 13,8%, dari non-perumahan. Periode yang sama tahun lalu, komposisi kredit perumahan 87,5%, sementara non-perumahan 12,5%," ujarnya.
Sebagian besar KPR atau sekitar 45,42% berasal dari perumahan subsidi dan sisanya 54,59% dari non-subsidi. Kinerja ini masih sejalan konsistensi BTN pada bisnis inti, yakni kredit perumahan. "Walaupun komposisi turun, tapi kredit ke perumahan masih tetap di atas 85%," terang dia.
BJB mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi. Kredit bank pembangunan daerah (BPD) ini melesat 36% menjadi Rp 37,8 triliun. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor kredit pemilikan rumah (KPR), meroket 244%, menjadi Rp 2,29 triliun dan kredit mikro tumbuh 65,4%, menjadi Rp 5,1 triliun.
Pesatnya kredit mikro karena BJB aktif mengembangkan unit Waroeng BJB. "Tahun ini kami berencana tambah 200 unit lagi," ujar Direktur Utama BJB, Bien Subientoro.
Tapi, tak semua bank merasakan tingginya penyaluran kredit. Pada kuartal pertama lalu, Bank Danamon hanya mencatatkan pertumbuhan kredit 11%, menjadi Rp 117 triliun. Padahal periode yang sama di 2012, kredit Danamon tumbuh 23% dibandingkan kuartal I-2011.
Chief Financial Officer Danamon, Vera Eve Lim, mengatakan kredit kuartal I-2013 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, lantaran kredit otomotif lewat Adira Finance hanya naik 6% menjadi Rp 45 triliun. "Aturan down payment (DP) dan fidusia menyebabkan pertumbuhan minim," ujar Vera. Adira menyumbang 25% dari portofolio kredit Danamon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News