kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit Valas Perbankan Tumbuh di Semester I-2024 Saat Rupiah dalam Tren Melemah


Minggu, 18 Agustus 2024 / 17:04 WIB
Kredit Valas Perbankan Tumbuh di Semester I-2024 Saat Rupiah dalam Tren Melemah
ILUSTRASI. Petugas menata uang asing dolar Amerika Serikat di Pooling Cash?Bank Mandiri, Jakarta (19/1/2024). Penyaluran kredit valuta asing (Valas) di perbankan meningkat selama periode semester I-2024.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit valuta asing (Valas) di perbankan meningkat selama periode semester I-2024, meskipun adanya tren pelemahan nilai rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD) selama periode Januari-Juni 2024. 

Jika melihat tren pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar selama periode awal tahun yang berada pada posisi Rp 15.390 pada 1 Januari 2024, dan berakhir di posisi Rp 16.350 per 28 Juni 2024. Meskipun per 17 Agustus rupiah menguat ke Rp 15.690

Adapun di beberapa bank tanah air yang menyalurkan kredir valas juga mengalami peningkatan pada semester I-2024. Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mengalami peningkatan pada kredit valas. 

Baca Juga: BI, BEI, KPEI dan 8 Bank Kerjasama Pembentukan dan Pengembangan Central Counterparty

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo Budiprabowo mengatakan, pertumbuhan kredit valas BNI mencapai 15,88% YoY pada semester I-2024.

"Pelemahan rupiah tidak mengurangi minat debitur BNI untuk memanfaatkan fasilitas kredit valas, porsi kredit valas saat ini sekitar 20%-23% dari total kredit BNI" ungkap Okki kepada Kontan belum lama ini.

Lebih lanjut Okki merinci, sektor pertambangan dan minerba tetap menjadi sektor dominan yang membutuhkan kredit valas dalam mata uang USD. Hal ini terlihat adanya peningkatan baki debet dari sektor ini, seperti pertambangan batubara, lignit, bijih logam, dan tembaga. 

Okki juga menyebut pihaknya memproyeksikan permintaan kredit valas akan tetap stabil pada sektor industri tertentu yang memang memiliki pendapatan atau pengeluaran dalam valas (natural hedging). Selain itu, suku bunga kredit valas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga rupiah menjadi lebih menarik bagi nasabah.

Baca Juga: Simpanan DPK Valas di Sejumlah Perbankan Meningkat

"Dengan proyeksi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada Q4-2024, BNI optimis bahwa permintaan kredit valas akan terus meningkat," ungkap Okki.

Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mengalami peningkatan kredit valas sebesar 8,86% yoy menjadi Rp 44 triliun pada semester I-2024, dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp 40,42 triliun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×