Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
EVP Corporate and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F Haryn mengatakan, jumlah tersebut setara 5,3% dari total portofolio pembiayaan perseroan.
"Kami optimistis penyaluran kredit valas dapat terus tumbuh seiring positifnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Hera kepada Kontan.
Lebih lanjut Hera menyebut, perseroan senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko.
Baca Juga: Tetap Cermat Saat Likuiditas Ketat
BCA berkomitmen memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang. BCA juga senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko.
Adapun CEO Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) Batara Sianturi mengatakan, dengan kondisi tren kenaikan suku bunga the Fed yang masih tinggi, membuat permintaan kredit rupiah lebih banyak dibandingkan kredit valas.
"Kita melihat demand untuk rupiah itu lebih besar, tapi trennya adalah lebih banyak permintaan kredit rupiah daripada kredit valas untuk citi bank," ungkap Batara.
Baca Juga: Adu Kuat Aplikasi Super Milik Bank Besar
Penyaluran kredit Citi Indonesia pada semester I-2024 tercatat sebesar Rp Rp 31,94 triliun, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 43,25 triliun pada semester I-2023.
"Permintaan kredit valas karena tren diferensiasi the Fed dengan BI rate, ada tendensi permintaannya lebih banyak di rupiah, kalau suku bunga turun, kredit valas kemungkinan akan naik," ungkap Batara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News