kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KSP Nasari luncurkan aplikasi koperasi pertama di Indonesia


Selasa, 01 September 2020 / 12:47 WIB
KSP Nasari luncurkan aplikasi koperasi pertama di Indonesia
KSP Nasari luncurkan aplikasi Koperasi Nasari Digital atau Nadi


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna beradaptasi di era digital, pemerintah mendorong koperasi untuk melakukan transformasi melalui digital. Hal itu juga yang akhirnya dilakukan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari dengan meluncurkan aplikasi koperasi digital pertama di Indonesia.

Aplikasi ini bernama Nasari Digital (Nadi) yang diperuntukkan bagi anggota KSP Nasari dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Nasari Syariah.  Aplikasi itu, memuat fitur-fitur seperti simpanan, pinjaman, e-payment, dan rapat tahunan (RAT) anggota secara live.

Bahkan ke depan akan dikembangkan untuk e-commerce. Tujuan utama aplikasi Nadi adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi anggota koperasi simpan pinjam Nasari.

Baca Juga: KSP Sejahtera Bersama berstatus PKPU, ini duduk perkara lengkapnya

"Kami ingin jadi agen perubahan. Merubah image koperasi yang selama ini jadul dan tidak update. Nadi sangat mudah digunakan oleh anggota KSP Nasari dan KSPPS Nasari Syariah," kata Ketua KSP Nasari, Sahala Panggabean dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (1/9).

Deputi Bidang Kelembagan Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto menyambut positif merilis aplikasi koperasi digital pertama di Indonesia. Ia menekankan koperasi berbeda dengan usaha bank, sehingga aplikasi ini hanya diperuntukkan bagi anggota dan calon anggota.

"Aplikasi Nadi sesuai dengan keinginan pemerintah, bahwa koperasi harus melakukan transformasi igital. Apa yang dilakukan KSP Nasari sejalan dengan itu. Nadi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada hanya anggotanya," tambah dia. 

Untuk memperluas akses pasar, KemenkopUKM mengharapkan koperasi-koperasi lain untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang makin pesat melalui pemanfaatan teknologi informasi. Hal tersebut kata Rulli, agar koperasi bisa bersaing dengan pelaku usaha lain.

"Kami dorong koperasi koperasi lain untuk memanfaatkan teknologi informasi, bisa beradaptasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Tujuannya koperasi bisa bersaing dgn pelaku usaha lain. Bukan hanya koperasi simpan pinjam. Tapi juga sektor riil.teknologi informasi salah satu yang bisa jadi kunci untuk cepat kuat dan bisa bersaing dengan pelaku usaha lain," tambah Rulli.

Berdasarkan survei Bank Dunia dan riset LIPI, bahwa 72% masyarakat Indonesia mengakses layanan keuangan pertama kali melalui Koperasi, dan 87% dari jumlah tersebut tidak memperoleh layanan keuangan dari perbankan.

Baca Juga: Pengusaha mikro dan kecil bisa dapat kredit lunak

Dari data tersebut, koperasi merupakan salah satu soko guru perekonomian bangsa, belum sepenuhnya memiliki peran sentral dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia.

Untuk itu, Sahala berharap, koperasi diberi kesempatan untuk menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN). Ia mengaku koperasi saat ini mencapai 123.000 unit dengan 23 juta anggota, sehingga dapat mempercepat penyerapan PEN.

"Gerakan koperasi dapat diberi kesempatan berkiprah dalam penyaluran dana-dana tersebut. Mengingat jumlah koperasi saat ini yang berjumlah  lebih 123.000 dengan Anggota sebanyak 23 juta orang yang tersebar di seluruh pelosok negeri, sangat berpotensi untuk ditingkatkan partisipasi nya dalam mempercepat proses penyaluran dana-dana PEN," pungkas Sahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×