Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Untuk memperluas akses pasar, KemenkopUKM mengharapkan koperasi-koperasi lain untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang makin pesat melalui pemanfaatan teknologi informasi. Hal tersebut kata Rulli, agar koperasi bisa bersaing dengan pelaku usaha lain.
"Kami dorong koperasi koperasi lain untuk memanfaatkan teknologi informasi, bisa beradaptasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Tujuannya koperasi bisa bersaing dgn pelaku usaha lain. Bukan hanya koperasi simpan pinjam. Tapi juga sektor riil.teknologi informasi salah satu yang bisa jadi kunci untuk cepat kuat dan bisa bersaing dengan pelaku usaha lain," tambah Rulli.
Berdasarkan survei Bank Dunia dan riset LIPI, bahwa 72% masyarakat Indonesia mengakses layanan keuangan pertama kali melalui Koperasi, dan 87% dari jumlah tersebut tidak memperoleh layanan keuangan dari perbankan.
Baca Juga: Pengusaha mikro dan kecil bisa dapat kredit lunak
Dari data tersebut, koperasi merupakan salah satu soko guru perekonomian bangsa, belum sepenuhnya memiliki peran sentral dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia.
Untuk itu, Sahala berharap, koperasi diberi kesempatan untuk menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN). Ia mengaku koperasi saat ini mencapai 123.000 unit dengan 23 juta anggota, sehingga dapat mempercepat penyerapan PEN.
"Gerakan koperasi dapat diberi kesempatan berkiprah dalam penyaluran dana-dana tersebut. Mengingat jumlah koperasi saat ini yang berjumlah lebih 123.000 dengan Anggota sebanyak 23 juta orang yang tersebar di seluruh pelosok negeri, sangat berpotensi untuk ditingkatkan partisipasi nya dalam mempercepat proses penyaluran dana-dana PEN," pungkas Sahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News