CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kuartal 4, CT Corp garap pembiayaan KPR


Selasa, 02 Juni 2015 / 16:50 WIB
Kuartal 4, CT Corp garap pembiayaan KPR
ILUSTRASI. Penyebab Mesin Motor Overheat yang Perlu Diwaspadai. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan perluasan usaha pembiayaan bagi industri dalam negeri pada November 2014 lalu, berbagai pelaku pun mulai diversifikasi lini usahanya.

Tiga perusahaan pembiayaan (multifinance) anak usaha CT Corp yakni PT Mega Central Finance, PT Mega Auto Finance dan PT Mega Finance juga tidak mau ketinggalan. Rencananya, di kuartal keempat tahun ini, mereka akan menggarap pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah alias (KPR).

Untuk tahap awal, mereka akan menjalankan proyek tersebut dengan memperoleh sumber pendanaan dari PT Bank Mega Tbk sebagai induk usaha. "Tahun depan kami berencana untuk bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial Tbk (SMF)," tutur Wiwie Kurnia, Presiden Direktur Pengelola Perusahaan Pembiayaan CT Corp akhir pekan lalu.

Meskipun enggan membeberkan target pembiayaan KPR hingga akhir tahun 2015 nanti, ia mengaku saat ini persiapan yang berlangsung sudah memasuki tahap finalisasi.

Sekadar informasi, SMF merupakan lembaga yang didirikan pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi aliran dana jangka menengah atau panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui lembaga penyalur KPR.

Memang saat ini, lanjut Wiwie, sebanyak 70% sumber pendanaan mereka berasal dari Bank Mega. Sedangkan sisanya bersumber dari pinjaman bank dalam negeri lainnya. Dalam kurun satu hingga dua tahun mendatang, mereka berencana untuk diversifikasi sumber pendanaan dengan menerbitkan surat utang.

Ia mengaku, sejak tahun 2013, mereka sudah mulai memperluas kantong pendanaannya agar tidak bergantung sepenuhnya melalui Bank Mega. "Paling cepat tahun depan terbitkan obligasi. Tapi kami masih lihat situasi terakhir, kalau biaya dana dari bank lebih murah, tidak jadi terbit," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×