Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (Permata) mencatatkan laba bersih kuartal I-2018 secara konsolidasi sebesar Rp 164 miliar. Hal ini terutama dikontribusikan oleh penurunan biaya provisi yang cukup signifikan, yaitu sebesar 31% menjadi Rp 465 miliar dari Rp 670 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Ridha Wirakusumah, Direktur Utama Bank Permata menjelaskan, Bank Permata menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan biaya operasional, sehingga laba dapat dipertahankan.
Kendati demikian, berdasarkan laporan keuangan bank per kuartal I-2017, Bank Permata berhasil membukukan laba bersih konsolidasi lebih tinggi yakni Rp 452,65 miliar. Dengan kata lain laba kuartal I-2018 turun sebesar 63,77% year on year (yoy).
Di sisi lain, kredit secara konsolidasi masih tumbuh positif sebesar Rp 99,8 triliun per 31 Maret 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 95,4 triliun atau tumbuh 4,61% yoy. Pertumbuhan kredit ini dikontribusikan oleh seluruh segmen, meliputi retail banking dan wholesale banking.
Selain pertumbuhan kredit, Bank Permata juga berhasil memperbaiki dan mempertahankan kualitas aset. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang telah menunjukkan perbaikan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana rasio NPL gross dan net menjadi masing-masing sebesar 4,6% dan 1,7% pada kuartal I 2018 atau membaik dibandingkan Maret 2017 yang sebesar 6,4% dan 2,2%.
“Perbaikan rasio NPL merupakan hasil dari upaya bank dalam mengelola kualitas aset melalui penagihan, restrukturisasi dan rehabilitasi, percepatan pemulihan kredit dan penjualan sebagian dari portofolio NPL,” ujar Ridha dalam keterangan persnya, Selasa (24/4).
NPL coverage ratio terus terjaga dengan baik dan meningkat dari 135% pada Maret 2017 menjadi 194% di Maret 2018. Hal ini mengindikasikan Bank secara terus menerus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati.
Dari sisi likuiditas, Bank Permata terus menjaga kuat dan optimal dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 89% dibandingkan dengan 75% pada periode yang sama tahun lalu. Bank juga terus memperbaiki struktur pendanaannya, tercermin dari rasio dana murah (CASA) yang lebih tinggi yaitu 49% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 46%. Tumbuhnya CASA akan tetap menjadi prioritas untuk menjaga stabilitas likuiditas dan biaya dana.
Kecukupan modal Bank Permata terjaga dengan baik, tercermin dari meningkatnya rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 15,1% dan 17,7%, dibanding 13,2% dan 17,0% pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan kinerja Bank Permata yang semakin membaik dan telah berhasil diselesaikannya rights issue senilai Rp 3 Triliun di bulan Juni 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News