kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kuartal I, laba Permata Bank tumbuh 3%


Jumat, 25 April 2014 / 06:00 WIB
Kuartal I, laba Permata Bank tumbuh 3%
ILUSTRASI. Hasil Piala Dunia FIFA World Cup Qatar tadi malam, Rabu-Kamis dini hari


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Tiga bulan pertama setiap tahun, biasanya bisnis perbankan tak berlalu kencang. Lirik saja, Bank Permata yang hanya mencatat kenaikan laba 3% menjadi Rp 367 miliar per Maret 2014, dibandingkan periode sama tahun lalu, sebesar Rp 356 miliar. Rendahnya pertumbuhan laba karena bunga bersih hanya naik 7% menjadi Rp 1,284 triliun, sedangkan pendapatan berbasis biaya menjadi Rp 372 miliar, naik 11%.

Adapun, margin bunga bersih atau NIM mengetat, karena selama 12 bulan terakhir, spread tingkat suku bunga pinjaman dan pendanaan menyempit. Ini mencerminkan kenaikan tingkat suku bunga dan kuatnya kompetisi dari sisi pendanaan. Dengan kata lain, rendahnya pertumbuhan laba Bank Permata akibat kenaikan biaya dana atau cost of fund yang besar, karena kenaikan suku bunga simpanan.

Ke depan, Bank Permata akan menjaga pertumbuhan laba akhir tahun ini sama seperti tahun lalu. Akhir tahun lalu, laba perusahaan tumbuh 26% menjadi Rp 1,73 triliun. "Ke depan, kami harapkan laba masih tetap tumbuh, agar dapat memperkuat modal," kata Roy Arman Afrandy, Wakil Direktur Utama Bank Permata, kemarin.

Bank hasil patungan Astra Internasional dan Standard Chartered Bank ini mencatat pertumbuhan kredit 20% menjadi Rp 121,1 triliun per Maret 2014. Jika tidak memasukkan dampak depresiasi rupiah maka kredit tumbuh 17%. Sayang, pembiayaan anak usaha, yakni Permata Syariah tidak sekencang induknya.

Unit usaha ini mencatat pertumbuhan sebesar 6% menjadi Rp 11 triliun. "Kredit tumbuh di hampir seluruh segmen bisnis, termasuk pertumbuhan kuat di bisnis UKM serta kredit segmen local corporate dan middle market," kata Sandeep Jain, Direktur Keuangan Bank Permata.

Sedangkan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat 16% menjadi Rp 129,2 triliun. DPK hanya tumbuh 12% bila tak termasuk dampak depresiasi rupiah. DPK syariah nai sebesar 13% menjadi Rp 11,0 triliun, dari Rp 9,7 triliun di tahun sebelumnya.

Sandeep menambahkan, ke depan masih ada tantangan likuiditas ketat dan suku bunga tinggi. Permata berharap, kondisi ekonomi makro membaik secara bertahap tapi tetap berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×