kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal II-2024 Berakhir, Investor Menanti Kinerja Bank Big Caps


Jumat, 28 Juni 2024 / 05:25 WIB
Kuartal II-2024 Berakhir, Investor Menanti Kinerja Bank Big Caps
ILUSTRASI. Para investor menanti kinerja perbankan big caps untuk kuartal II-2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal II-2024 segera berakhir, investor pecinta saham perbankan tentu akan menanti rilis kinerja keuangan bank-bank koleksinya. Maklum, kinerja bank selama enam bulan pertama 2024 ini tampaknya bisa menjadi sentimen penting bagi pergerakan saham perbankan yang terus mengalami diskon.

Seperti diketahui, saham-saham bank big caps telah mengalami tren penurunan jika dilihat dari posisi awal tahun. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling dalam koreksinya mencapai 22,1% year to date menjadi Rp 44.60 per saham.

Selanjutnya, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sejak awal tahun sudah mengalami koreksi 14,79% menjadi Rp 4.580 per saham. Tak mau kalah, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ikut tren koreksi sejak awal tahun sekitar 0,83% menjadi Rp 6.000 per saham.

Di kalangan bank big caps, hanya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tercatat menghijau sejak awal tahun. Pergerakan BBCA masih naik 3,72% year to date senilai Rp 9.750 per saham.

Di antara bank-bank raksasa tersebut, baru ada dua bank yang melaporkan kinerja keuangan terbaru per Mei 2024. Adalah, BBNI dan BBRI yang mencatatkan pertumbuhan laba hanya single digit.

Baca Juga: Sejumlah Bank Mini Optimis Kinerja Keuangan Tumbuh Dua Digit di Kuartal II-2024

Secara rinci, BBRI mencatat laba per Mei 2024 sebesar Rp 21,9 triliun atau tumbuh 8,83% secara tahunan (YoY). Sementara, BBNI mencatat pertumbuhan laba lebih mini hanya 1,51% YoY atau senilai Rp 8,5 triliun.

Jika ditilik lebih lanjut, kinerja dua bank ini lebih ditopang oleh pendapatan non bunga yang tumbuh pesat. BBRI mencatat pertumbuhan 38,3% YoY dan BBNI mencatat pertumbuhan 14,16% YoY.

Yang berbeda, BBRI masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sekitar 5,49% YoY menjadi Rp 45,84 triliun. Sementara, BBNI justru mengalami penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 10,03% YoY menjadi Rp 15,28 triliun.

Direktur Keuangan BBNI, Novita W. Anggraini, pun bilang bahwa saat ini BBNI dan industri perbankan secara umum menghadapi era bunga tinggi. Namun, BBNI tidak bisa serta-merta menyesuaikan bunga kredit yang mereka miliki.

Ia bilang penyesuaian suku bunga kredit akan dilakukan secara selektif bagi debitur segmen wholesale, dengan mempertimbangkan kemampuan membayar, persaingan usaha, dan prospek sektor dari masing-masing debitur agar tidak berdampak negatif pada kualitas aset debitur BNI.

“Penyesuaian kenaikan bunga kredit pada bulan Mei - Juni ini, yang diharapkan akan berdampak positif pada kinerja BNI di kuartal III-2024,” ujar Novita.

Baca Juga: Lima Bulan Berjalan, Laba BBRI Meningkat Sekitar 8,83% YoY

Dari sisi biaya provisi, BBNI justru lebih unggul dengan adanya penurunan sekitar 20,11% YoY menjadi Rp 2,8 triliun. Sementara, BBRI justru naik hingga 31,28% YoY menjadi Rp 17,88 triliun.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengungkapkan bahwa memang saat ini hasil kinerja keuangan di kuartal II bisa menjadi sentimen penting bagi pergerakan saham perbankan ke depan. Meskipun, saat ini sudah ada tanda-tanda rebound dari saham-saham tersebut. 

Ia pun mengungkapkan bahwa kinerja keuangan per Mei 2024 sudah cukup menggambarkan kinerja kuartal II-2024 secara utuh. Alasannya, Juni 2024 tak ada momen yang penting untuk penyaluran kredit yang lebih kencang.

Lebih lanjut, ia bilang saat ini sejatinya investor saham tak berekspektasi tinggi terhadap kinerja keuangan bank. Mengingat, saat ini banyak tantangan yang membayangi seperti suku bunga tinggi dan kebijakan restrukturisasi yang berakhir.

“Kalau kinerjanya ternyata bagus nantinya, itu pasti akan mengerek saham-saham mereka,” ujarnya.

 

Untuk saat ini, ia lebih merekomendasikan BMRI dan BBCA yang layak dilirik. Meskipun, ia menyadari ada potensi revisi target lebih rendah dari sebelumnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama bilang bahwa untuk kinerja bank di kuartal II-2024 tak akan berbeda jauh dengan kuartal sebelumnya. Sebab, ia melihat kredit masih stagnan.

Ia melihat kinerja bank akan banyak berubah di separuh kedua tahun 2024 ini. Mengingat, ada potensi penurunan suku bunga di kuartal akhir nanti.

“Kuartal IV-2024 nanti baru kredit akan tumbuh kencang dan double digit,” ujarnya

Selanjutnya: Promo JSM Alfamart Gantung 27 Juni-3 Juli 2024, Pristine dan Campina Beli 2 Gratis 1

Menarik Dibaca: Promo Berhadiah Indomaret 27 Juni-10 Juli 2024, Sabun Cair Shinzu’i Beli 1 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×