Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pos Indonesia (Persero) menargetkan bisnis jasa pengiriman uang atau remittance akhir tahun ini sebesar Rp 160 miliar-Rp 170 miliar.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Budi Setiawan mengungkapkan, sampai dengan kuartal III-2014, realisasi remittance di PT Pos Indonesia sudah sebesar Rp 135 miliar. Capaian ini tumbuh 10%-15% dibandingkan realisasi bisnis jasa pengiriman uang tahun 2013 lalu yang hanya sebesar Rp 120 miliar.
Penyumbang remittance terbesar di PT Pos Indonesia, berasal dari pengiriman uang dari Malaysia, Timur Tengah, Hong Kong, Korea dan Taiwan.
Sampai dengan akhir tahun ini, PT Pos menargetkan pembukaan kantor remittance di Korea dan Jepang. Budi bilang, PT Pos Indonesia telah mengirimkan nota kesepahaman atau memorandum of understanding kepada Perusahaan Pos di kedua negara itu, untuk menjalin kerja sama.
Budi menargetkan, kerjasama remittance antara PT Pos Indonesia dengan Pos Jepang dan juga Pos Korea dapat efektif beroperasi pada awal tahun 2015 mendatang.
Selain kedua negara kawasan asia itu, PT Pos Indonesia juga menargetkan kerjasama dengan perusahaan pos yang termasuk dalam negara-negara kawasan Uni Emirat Arab (UEA). Kerjasama ini memungkinkan dilakukan antara PT Pos Indonesia dengan perusahaan pos yang tergabung di Universal Postal Union (UPU) di seluruh dunia.
"Untuk kerjasama dengan Pos Korea dan Pos Jepang, kami sudah kirimkan kontrak kerjasama MoU. Kami harapkan tahun depan sudah bisa jalan. Kami harap juga dari UEA dan beberapa negara-negara Arab yang tergabung dalam organisasi UPU bisa membuka kerjasama," jelas Budi Setiwan di Kantor Pusat Pos, Gedung Pos Ibukota, Jakarta, Senin (3/11).
Pasang surut
Menurut Budi, bisnis remittance mengalami pasang surut. Tahun ini, PT Pos Indonesia memperkirakan bisnis jasa pengiriman uang bisa menyumbang 10% terhadap keseluruhan pendapatan perseroan. Namun begitu, pihaknya hanya menargetkan angka konservatif sebesar 5%-10% untuk pertumbuhan remittance tahun depan.
"Target kami tahun depan tidak tinggi. Karena bisnis remittance sangat tergantung dengan jumlah tenaga kerja Indonesia yang berada di negara lain. Kedua, ada masalah selisih kurs atau nilai tukar. Sehingga ada pengaruh foreign excange disitu. Tahun depan kami hanya menargetkan pertumbuhan 5%-10% untuk remittance karena kekhawatiran tadi," ujarnya.
Meski begitu, menurut Budi, bisnis post pay atau jasa keuangan di PT Pos Indonesia masih menggeliat. Tahun 2015 mendatang, PT Pos Indonesia memiliki banyak biller-biller baru atau perusahaan-perusahaan yang menitipkan pembayarannya kepada PT Pos Indonesia.
Budi merinci, biller-biller baru bisa mencapai 160 perusahaan yang menitipkan transaksi pembayarannya melalui PT Pos Indonesia seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), kantor Pajak serta perusahaan multifinance.
"Harapan kami itu yang nanti akan tumbuh lebih tinggi karena kami mengembangkan agen pos. Jumlah agen kami per September sudah mencapai 20.000 orang, dan setiap tahun bertambah sebesar 2.000 sampai dengan 3.000 agen," kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News