kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kucuran KPR akan melambat pada tahun ini


Senin, 10 Maret 2014 / 06:52 WIB
Kucuran KPR akan melambat pada tahun ini
ILUSTRASI. Gagal Ginjal Akut


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Pertumbuhan kredit properti pada tahun ini diprediksikan melambat. Salah satu pemicunya adalah implementasi aturan loan to value (LTV) pada tahun lalu. Dampak itu mulai terlihat dari pencapaian kredit pemilikan rumah (KPR) selama dua bulan pertama tahun ini.

Sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN mengakui perlambatan penyaluran KPR selama Januari-Februari 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Salah satu bank yang merasakan seretnya kucuran KPR adalah Bank Negara Indonesia (BNI).

Selama Januari-Februari tahun ini, guyuran KPR BNI menurun sekitar 50% dibandingkan Januari-Februari 2013. "Average booking BNI Griya pada dua bulan pertama tahun ini hanya sekitar Rp 500 miliar, menurun 50% dari periode sama tahun lalu," ujar Dodit W Probojakti, GM Product Management Division Consumer & Retail Banking BNI, pekan lalu.

Dodit mengakui, booking KPR melambat karena dampak Peraturan Bank Indonesia tentang KPR pada tahun lalu. Dus, BNI hanya menargetkan rata-rata booking Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar per bulan, menurun dari tahun lalu senilai Rp 1,1 triliun hingga Rp 1,2 triliun per bulan.

Bank CIMB Niaga juga mengalami hal serupa. Tony Tardjo, Head of Consumer Lending CIMB Niaga, memperkirakan aturan LTV yang makin ketat mengakibatkan pertumbuhan KPR tidak sebesar tahun lalu. Selama periode Januari hingga Februari 2014, nilai penjualan KPR CIMB menurun sekitar 35% dibandingkan periode sama tahun lalu. "Meski tidak akan tumbuh sebesar tahun lalu, kami mengharapkan permintaan maupun penjualan kembali membaik setelah semester pertama," ucap Tony.

Sementara Direktur Utama Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, menargetkan pertumbuhan penyaluran KPR berkisar 20% di tahun ini. Namun manajemen menyadari adanya perlambatan di awal tahun ini, terutama karena perubahan aturan dan kenaikan bunga. "Setelah dua bulan berjalan, pertumbuhan KPR kami masih belum sebaik tahun lalu di periode yang sama," tutur Parwati.

Bank Tabungan Negara (BTN), bank spesialis KPR, juga mengalami perlambatan. Manajemen BTN mengakui penyaluran KPR non subsidi sedikit menurun. Namun, "Prospek KPR tahun ini tetap baik," kata Maryono, Direktur Utama BTN.

Tahun lalu, kredit properti seperti perumahan, apartemen dan ruko tumbuh lebih tinggi dibanding pertumbuhan total kredit. Otoritas Jasa Keuangan mencatat, per Desember 2013, KPR tumbuh 27%, kredit untuk ruko tumbuh 26% dan kredit pemilikan apartemen (KPA) naik 20%. Sedangkan kucuran kredit secara umum tumbuh 21%.

Mengutip data OJK, nilai total KPR mencapai Rp 268,76 triliun per akhir Desember 2013. Jumlah itu naik 27% daripada posisi akhir Desember 2012 senilai Rp 211,47 triliun. Masih di periode sama, nilai KPA senilai Rp 12,02 triliun atau tumbuh 20% year-on-year, sementara kredit ruko tumbuh 26% year-on-year menjadi Rp 24,97 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×