kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi seret, pertumbuhan kredit BPD melambat


Senin, 24 Februari 2014 / 04:54 WIB
Konsumsi seret, pertumbuhan kredit BPD melambat
ILUSTRASI. Kentang digoreng dalam air fryer (dok/craving home cooked)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Kelesuan ekonomi  tahun lalu merembet ke industri perbankan. Salah satunya adalah bank pembangunan daerah (BPD) yang tahun lalu mengalami perlambatan pertumbuhan kredit.

Otoritas Jasa Keuangan  (OJK) mencatat, hingga akhir tahun lalu, seluruh BPD menyalurkan kredit senilai Rp 265,25 triliun. Jumlah ini tumbuh 21% dibandingkan posisi akhir 2012 sebesar Rp 219,20 triliun. Pencapaian tahun lalu melambat dibandingkan realisasi kredit akhir 2012. Kala itu, sebanyak 26 BPD di Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit 24,67% dari akhir 2011 senilai Rp 175,83 triliun.

"Kondisi ekonomi makro pada tahun lalu seperti pelemahan nilai tukar rupiah berpengaruh ke kredit bank, meski tidak terlalu signifikan," kata Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) kepada KONTAN, Ahad (23/2). Tingginya inflasi yang melemahkan daya beli masyarakat ikut mempengaruhi tingkat permintaan kredit, terutama kredit konsumsi.

Faktor lain yang menekan pertumbuhan kredit adalah aturan Bank Indonesia mengenai loan to value (LTV). Kebijakan ini memperlambat laju pertumbuhan kredit konsumsi seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Hingga akhir 2013, total kredit konsumsi BPD mencapai Rp 177,41 triliun, naik 19,77% year-on-year (YoY). Sedangkan kucuran kredit konsumsi BPD sepanjang 2012 tumbuh 24,15% (yoy). Selama ini, BPD mengandalkan kredit konsumsi. Sepanjang tahun lalu, kredit konsumsi menguasai 67,06% dari total kredit BPD. Begitu pula pada 2012, kredit konsumsi menguasai 67,68% total kredit BPD.

Meski demikian, Eko optimistis, bisnis BPD tetap bertumbuh tahun ini. Satu indikasinya, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)  meningkat. Hal ini berimbas semakin banyak proyek pembangunan daerah yang menjadi sasaran BPD. "APBD DKI tumbuh terus dari Rp 36 triliun di 2012 menjadi Rp 49,5 triliun tahun lalu. Tahun ini  naik menjadi Rp 72 triliun," ungkap Eko, yang juga Direktur Utama Bank DKI.

Sejatinya, Bank DKI mencatat pertumbuhan kredit pada tahun lalu, yakni 37% (YoY) menjadi sekitar Rp 18,44 triliun. Di 2012, kucuran kredit Bank DKI tumbuh 36,6% (YoY) menjadi Rp 13,46 triliun.

Bank Jawa Timur (Jatim) juga masih mencatatkan pertumbuhan bisnis. Pada 2013, BPD Jatim meraih pertumbuhan kredit 18,91% (yoy), sementara di 2012 hanya tumbuh 14,9% (yoy). "Ini berkat penambahan kantor. Sebelum IPO, ada 15 kantor cabang pembantu (KCP). Tahun 2013 kami menambah 60 KCP," kata Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×