Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mengalami koreksi yang cukup dalam di pos laba bersih mereka hingga sembilan bulan pertama tahun ini. Lesunya penyaluran kredit berbanding terbalik dengan beban biaya yang harus mereka keluarkan.
Direktur Utama Adira Finance Willy S Dharma mengatakan, hingga bulan September kemarin perolehan laba bersih perseroan baru mencapai Rp 423 miliar. Angka ini turun 38,5% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 688 miliar.
Di satu sisi pendapatan perseroan tertekan karena lesunya penyaluran kredit sebagai dampak melemahnya daya beli masyarakat. "Pendapatan komisi juga turun karena yang beli kendaraan berkurang," kata Willy, Selasa (27/10).
Di sisi lain beban Adira Finance juga tambah gemuk. Diantaranya dari beban biaya dana yang harus mereka tanggung.
Pada kahir 2013 lalu ia menyebut langkah perbankan yang memperketat likuiditas berdampak pada meningkatnya biaya pendanaan. Beban bunga dari pinjaman bank rata-rata naik sekitar 100 bps.
Namun kenaikan ini tak seluruhnya bisa diteruskan ke nasabah. Sebagian harus perseroan tanggung karena dikhawatirkan akan makin menggencet kemampuan nasabah membayar cicilan sehingga bisa mengerek rasio kredit macet.
Ditambah lagi beban operasional perusahaan juga tambah gemuk. Diantaranya akibat upah buruh yang makin meningkat dan biaya operasional lain. "Praktis hanya di biaya operasional ini yang bisa kita lakukan efisiensi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News